BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebiasaan
makanan ( food habits ) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh
ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam
mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil.
Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan
mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam
waktu relative singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan
ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabiasan tenaga yang
mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada
masa larva mempunyai mortalitas besar. Kajian kebiasaan makan ikan perlu
dipelajari untuk mengetahui jenis makanan apa yang ikan suka .
Makanan alami ikan terdiri atas berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang
hidup diperairan. Keberadaan
suatu jenis ikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanan
dengan mengetahui kebiasaan makan ikan, kita dapat melihat hubungan ekologi
diantara organisme pada perairan tersebut ,misalnya bentuk pemangsaan
,persaingan,dan rantai makanan,disamping itu kita juga memiliki pengetahuan
yang penting dalam hal domestikasi ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis
penting yang akan dibudidayakan.
Makanan ikan adalah organisme, bahan
maupun zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang kehidupan dan perkembangan
organ tumbuhnya. Kebiasaan makanan (feeding habbit) adalah tingkah laku saat
mengambil dan mencari makanan. Analisis food and feeding habbit dilakukan
melalui pengamatan isi usus ikan tersebut. Ada jenis ikan yang aktif makan
selama 24 jam dan adapula yang hanya pada waktu tentu saja. Saat-saat ikan
aktif mengambil makanan dalam 24 jam disebut feeding perlodicity.
Tipe-tipe
makanan ikan yang umum ditemukan adalah plankton, nekton, bentos, dan detritus.
Berdasarkan jenis kelompok makanannya ikan dibagi 3 kelompok besar yaitu
herbivore, karnivora, dan omnivore. Faktor yang menentukan apakah suatu jenis
ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan
makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan. Jumlah makanan yang
dibutuhkan oleh suatu jenis ikan bergantung pada macam makanan, kebiasaan
makan, kelimpahan makanan, suhu air dan kondisi umum dari ikan yang
bersangkutan. Struktur alat pencernaan yang berperan dalam adaptasi makanan
adalah mulut, gigi, tepi insang dan usus. Persaingan dalam hal makanan, biakan
antara spesies maupun antara individu dalam spesies yang sama akan mengurangi
persediaan makanan, sehingga yang diperlukan oleh ikan tersebut menjadi
pembatas. Ini mempengaruhi tingkat pertumbuhan, hanya ikan-ikan yang kuat dalam
persaingan yang akan tumbuh dengan baik.
Kebiasaan
makan suatu species ikan perlu dikaji jika ingin ikan tersebut ingin dijadikan
ikan peliharaan (budidaya), hal ini berkaitan dengan penyusunan ransom yang
sesuai unutk ika berkenaan. Kabiasan dan cara makan merupakan faktor penting
yang menentukan keberhasilan
mempertahankan eksistensi suatu organisme kerena makanan menyediakan semua
nutrisi yang diperlukan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang. Makanan
juga berperan dalm menentukan distribusi dan migrasi ikan.
Pengetahuan tentang interaksi makan
antara suatu species dengan species yang lain juga penting diketahui dalam
keitan penyusunan rancangan manajemen sumber daya perikanan dan konservasi
disuatu perairan (balik et al., 2003). Analisis makanan juga penting dilakukan
untuk mengetahui pesaingan makan (diet overlap) antar species, informasi ini
penting diketahuia terutam dalam kegiatan restocking (Bascinar and saglam,2009)
1.2
Tujuan Pratikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati bentuk alat pencernaan pada ikan dan tipe
makananannya, sehingga dapat ditentukan ikan tersebut tergolong kedalam tipe
mana, herbivore, omnivore, atau karnivora.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu
spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan
makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan dinamika
populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu
perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut
yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan
lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya makanan
di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas ditentukan
pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang an luas permukaan.
Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada
kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim serta
habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi jenis,kuantitas dan kualitas
makanan yang dimakan oleh ikan (Lagler,1972).
Jenis makanan yang akan dimakan oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di alam, dan juga adaptasi fisiologis ikan tersebut
misalnya panjang usus, sifat dan kondisi fisologis pencernaan, bentuk gigi dan
tulang faringeal, bentuk tubuh dan tingkah lakunya . Ikan herbivora secara sederhana hanya memiliki kemampuan untuk mencerna
material tumbuhan, oleh karena itu ikan herbivora memiliki usus yang lebih
panjang karena material tumbuhan memerlukan waktu yang lama untuk dicerna.
Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya
memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi
fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan
karnivora dan ikan herbivore (Effendi, 2002).
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan dalam jenis herbivora,
karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan pemakan
tumbuh-tumbuhan, misalnya ikan lele, ikan karnivora adalah ikan pemakan daging misalnya ikan
kakap merah. Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah
ikan tersebut.
Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan
ekologi di antara organisme di perairan tempat mereka berada, misalnya
bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat
merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi (Kottelate, 1983).
Langkah proses pencernaan makanan pada ikan dimulai
dari mulut dan rongga mulut, kemudian makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh
gigi dan dibasahi oleh saliva, selanjutnya disalurkan melalui faring dan
esophagus, Pencernaan di lambung dan usus halus, dalam usus halus diubah
menjadi asaam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnya yang
lain, absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi
setengah padat (veses), kemudian veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
kloaka (bila ada) kemudian ke anus. Dalam mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus,
berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan. Alat mulut terdiri dari palatum keras dan lunak,
diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang
melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot
rangka, fungsi mulut adalah sebagai penerima makanan. Organ-organ didalam
rongga mulut antara lain: gigi, lidah, dan kelenjar ludah, (Murniyati, 2002).
Tidak keseluruhan makanan yang ada
dalam suatu perairan dimakan oleh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan diantaranya yaitu ukuran
makanan ikan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap makanan tersebut.
Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan
makan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan
tersebut (Nikolsky 1963).
Untuk
mengusahakan penangkapan, pemeliharaan dan peternakan ikan dengan sukses,
seringkali diperlukan pengetahuan praktis tentang jenis makanan yang disukai
ikan bersangkutan, baik masih berupa anak-anak, maupun setelah dewasa. Untuk
itu diperlukan penelitian tentang makanan dan kebiasaan makan ikan, yang
didasarkan atas pemeriksaan isi lambung dan usus ikan yang bersangkutan. Dari
hasil studi ini kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan apakah ikan yang
bersangkutan itu herbivore, karnivora atau omnivore. Apakah jenis-jenis makanan
pokoknya dan apa saja yang menjadi makanan sambilannya. Ada lima cara yang
dapat digunakan mempelajari makanan dan kebiasaan makanan ikan yaitu metode
jumlah, metode frekuensi kejadian, metode perkiraan tumpukan dengan persen,
metode volumerikdan metode grafimetrik (Soesono, 1977).
BAB III
METODELOGI PRATIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20 November pukul 16.00-17.40 WIB, yang bertempat di
Laboratorium Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunkan pada praktikum kebiasaan
makan dalah sebagai berikut :
No.
|
Nama Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Pisau
Bedah
|
2 unit
|
2
|
Mistar
Plastik
|
2 unit
|
3
|
Nampan
|
2 unit
|
4
|
Tisu
Pembersih
|
secukupnya
|
5
|
Buku
Tulis
|
seperlunya
|
6
|
Timbangan
|
1 unit
|
7
|
Gunting
|
2 unit
|
8
|
Air
Cucian
|
secukupnya
|
9
|
Ikan
Tongkol
|
2 Ekor
|
Tabel
1 Alat
dan Bahan
3.3 Cara Kerja
Adapun
cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Biologi Perikanan adalah sebagai
berikut:
3.3.1. Analisa Isi Lambung
a.
Ukur dan timbang ikan
sample dengan akurasi tinggi.
b.
Belah perut ikan secara
hati-hati sesuai prosedur yang telah dipelajari sebelumnya.
c.
Keluarkan alat pencernaannya
secara hati-hati, ukur dan timbang. Jika dapat dibedakan antara bagian lambung
dan usus, ukur masing-masing bagian.
d.
Bedah alat pencernaan
tersebut secara hati-hati dan jika berisi keluarkan isinya.
e.
Pisah-pisahkan makanan
tersebut berdasarkan jenisnya, hitung jumlahnya dan timbang masing-masing jenis
tersebut.
f.
Jenis makanan usahakan
sedapat mungkin untuk menentuksn jenis makanan tersebut sampai tingkat
taksonomi paling rendah (spesies).
3.3.2.
Metode jumlah
a. Keluarkan
isi lambung ikan dan kering anginkan.
b. Pisah-pisahkan
makanan berdasarkan jenisnya.
c. Hitung
masing-masing jenis.
d. Hitung
persentase masing-masing jenis dengan rumus metode jumlah
3.3.3. Metode frekuensi
a. Kelompokkan
alat pencernaan menjadi dua, yang berisi dan tidak berisi.
b. Catat
setiap isi lambung ikan sample
c. Hitung
persentase kejadian setiap jenis makanan (hanya lambung yang berisi saja).
3.3.4. Metode Grafik
a. Timbang
dan ukur lambung ikan
b. Keluarkan
isinya dan kering anginkan
c. Timbang
seluruh isi lambung ikan berkenaan
d. Psah-pisahkan
isi lambung atau makanan menurut jenisnya
e. Timbang
setiap jenis makanan tersebut
f. Hitung
persentase setiap makanan tersebut
3.3.5. Metode volume
metric
a. Timbang
dan ukur lambung ikan
b. Keluarkan
isinya dan kering anginkan
c. Ukur
volume isi lambung ikan berkenaan
d. Pisah-pisahkan
isi lambung menurut jenisnya
e. Ukur
volume setiap jenis makanan tersebut
f. Hitung
persentase setiap makanan tersebut
3.4
Analisa
Data
Analisa data
pada praktikum kebiasaan makan menggunakan rumus sesuai dengan metode yang
digunakan dan sesuai dengan indeks yang akan dihitung. Adapun analisa datanya
adalah sebagai berikut :
a.
Metode
Jumlah
%
satu jenis makan ke-I = jumlah makan ke-i/ jumlah seluruh makanan dalam lambung
x 100 %
b.
Metode
Frekuensi
FKM
= jumlah kejadian suatu jenis makanan / jumlah lambung yang berisi makan
x 100%
c.
Metode
Gravimetrik
Persentase
suatu jenis makanan = berat satu jenis makanan / berat total isi lambung
x
100%
d.
Metode
Volume Metrik
Persentase suatu jenis makanan =
Volume satu jenis makanan / volume total isi lambung x 100%
e.
Indeks
Relatif Penting
IRP = (N + V) x F
Dimana, IRP = indeks relative penting, N = persentase
jumlah satu jenis makanan, V = persentase volume suatu jenis makanan, dan F =
frekuensi kejadian suatu jenis makanan.
f.
Indeks
Proponderance
h
Dimana,
Vi adalah persentase volume satu jenis makanan, Oi adalah persentase frekuensi
kejadian satu jenis makanan,
adalah jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
I.
Grafik pengamatan
kebiasaan makan ikan tongkol
1.metode jumlah
2. Metode frekuensi
3. Metode volume metrik
4.2 Pembahasan
Ikan
tongkol terklasifikasi dalam ordo Percomorphi, family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae,
bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin.Sirip dada melengkung,
ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang
yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip
punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh,
sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga
dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang
cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip
tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. Ikan tongkol memiliki
klasifikasi sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Species : Euthynnus affinis
Kebiasaan dan
cara makan adalah faktor penting yang menentukan keberhasilan mempertahanankan
eksistensi suatu organisme karena makanan menyediakan semua nutrisi yang
diperlukan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang. Makanan juga berperan
dalam menenentukan distribusi dan migrasi ikan.
Dengan mengetahui jenis dan jumlah
makan ikan, dapat disusun untuk kebiasaan makan ikan dengan urutannya adalah
makanan utama yang ditemukan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yang
ditemukan dalam jumlah sedikit dan tidak ada. Faktor yang menentukan apakah
suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makan adalah:
1. Ukuran makan : ukuran makan
berhubungan dengan bentuk bukaan dan posisi mulut ikan.
2. Ketersediaan makan: ini berhubungan
dengan banyak atau tidaknya ketersediaan makan ikan dalam lingkungannya.
3. Warna makanan: warna makan ikan
sangat menentukan jenis ikan akan memakan suatu organisme karena dengan warna
akan menarik mangsanya.
4. Selera ikan dengan makanan: ini
tergantung ikan apakah ikan tersebut dalam keadaan lagi selera atau tidaknya
dalam mencari makan. (Effendi, ikhsan: 1997. Persaingan dalam hal mencari makan
adalah hal yang sangat penting karena persaingan ini sering terjadi antara
individu di dalam suatu spesies (persaingan intraspecific), atau diantara satu
spesies dengan spesies yang lainnya (persaingan interspecific). Persaingn
antara dua organisme atau lebih terhadap suatu yang sama, yaitu makanan atau
mangsa. (Nyabakken, James. W. 1992)
Panjang usus secara relatif
bertambah lebih cepat dari pada panjang tubuhnya hal ini disebabkan untuk
menyediakan permukaan usus lebih luas guna penyerapan makanan ketika ukuran
makanan lebih besar. Pada ikan omnivora memiliki panjang usus sepanjang
tubuhnya
atau 80% panjang tubuhnya . Alat pencernaan pada ikan herbivora 3 kali
lebih panjang dari tubuhnya (usus). Alat pencernaan pada ikan tongkol yaitu
lambung dan ususnya lebih pendek dari ukuran tubuhnya karena ikan tongkol
merupakan ikan karnivora atau pemakan daging. Ikan
Tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai mulut yang
berbentuk meruncing, langit-langit
bergerigi, posisi
D¹ dan D² berjauhan dan jenis gigi dari ikan tongkol yang bergerigi
menandakan ikan tersebut pemakan daging. Tapis insang ikan tongkol rapat dengan
bentuk gill arch yang halus.
Pada
perhitungan metode jumlah dalam lambung ikan tongkol didapatkan jumlah udang
sebesar 53.80%, jumlah ikan teri 53.80%, jumlah lendir 7.69%. Dari perhitungan
tersebut serangga air merupakan makanan yang paling banyak terdapat pada
lambung ikan tongkol. Pada perhitungan metode frekuensi udang yang didapatkan
sebesar 100%, ikan teri sebesar 733%, lendir sebesar 3.30%. Dari perhitungan
tersebut ikan teri merupakan jenis makanan yang paling dominan terdapat pada
lambung ikan. Pada perhitungan metode volume metrik ikan sampel 1 ikan teri memiliki
57.14% dari proporsi makanan, udang 29%, lendir 14%.
Indeks preponderance
merupakan gabungan dari dua dua metode yaitu metode frekuensi dan metode volume
metrik. Nilai Indeks prponderance juga sering disingkan dengan IP. Nilai IP
untuk udang adalah 6,3, nilai IP untuk Ikan teri
adalah 92.6, lendir 1.05.
Jika
disuatu perairan dijumpai banyaknya ketersedian
jenis makanan maka dapat juga diambil kesimpulan diperairan tersebut
juga banyak terdapat jenis ikan atau populasi ikan. Karena faktor makanan
adalah hal utama yang sangat penting atau sangat mempengaruhi tingkat populasi
ikan atau kelimpahannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapaun setelah melaksanakan
praktikum tentang kebiasaan makan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. = Faktor yang menentukan apakah suatu
jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan,
ketersediaan makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan.
2. = Ikan tongkol bersifat karnivora,
dengan makanan yang dominan dimakan adalah udang, ikan kccil, serangga air
dan cacing
3. = Nilai IP untuk
udang merupakan nilai IP tertinggi dengan nilai sebesar 37,97468.
4. = Persaingan dalam hal mencari makan
adalah hal yang sangat penting karena persaingan ini sering terjadi antara
individu di dalam suatu spesies.
5.2 Saran
Saran
saya untuk laboratorium semoga kedepannya laboratorium dapat melengkapi semua
alat pratikum untuk kelancaran pratikum itu
sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Effendi , 2002. Metode Biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 109p.
Effendi, ikhsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusantara: Jakarta
Kottelate
dan Nauen, 1983, Kebiasaan
makan ikan berdasarkan jenis. Ditjen Perikanan,
Deptan.Jakarta.
Lagler,1972 .Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan.Bandung.
Murniyati,
2002. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya, Tegal.
Nikolsky, G.V. 1963. The
Ecology of Fishes. Academic Press. 313 hlm.
Nyabakken, James. W. 1992. Biologi Laut. Gramedia Pustaka: Jakarta
Soesono, S. 1977. Dasar-dasar
perikanan Umum. CV. Yasaguna. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Pengamatan
organ pencernaan pada ikan tongkol
No
|
Analisa organ ikan
|
Ikan I
|
Ikan II
|
Ikan III
|
1
|
Panjang ikan
|
30 cm
|
33 cm
|
30 cm
|
2
|
Berat ikan
|
300 gram
|
400 gr
|
350 gr
|
3
|
Bukaan mulut
|
Besar
|
Besar
|
Besar
|
4
|
Ukuran lebar bukaan mulut
|
3 cm
|
5,5 cm
|
3 cm
|
5
|
Gigi
|
Bergerigi
|
Bergerigi
|
Bergerigi
|
6
|
Insang
|
Kasar, jarang
|
Kasar, jarang
|
Kasar, jarang
|
7
|
Panjang bibir
|
4 cm
|
8 cm
|
6 cm
|
8
|
Panjang lambung
|
9,5 cm
|
10,5 cm
|
12 cm
|
9
|
Berat lambung
|
4,30
|
9,80
|
6,65
|
10
|
Panjang usus
|
8 cm
|
14 cm
|
15 cm
|
11
|
Berat usus
|
3,50
|
4,65
|
1,50
|
2. Analisis
kebiasaan makan ikan tongkol dengan metode jumlah
a) Ikan
sampel I
Jenis makanan
|
Jumlah dalam satu lambung
|
% proporsi
|
Lendir
|
1
|
7,69
|
Udang
|
5
|
38,4
|
Ikan teri
|
7
|
53,8
|
Σ
|
13
|
100
|
b) Ikan
sampel II
Jenis makanan
|
Jumlah dalam satu lambung
|
% proporsi
|
Udang
|
2
|
25
|
Ikan teri
|
6
|
75
|
Σ
|
8
|
100
|
c) Ikan
sampel III
Jenis makanan
|
Jumlah dalam satu lambung
|
% proporsi
|
udang
|
5
|
100
|
Σ
|
5
|
100
|
3. Analisa
kebiasaan makan ikan tongkol dengan metode frekuensi
Jenis makanan
|
Jumlah frekuensi pada 3 ekor ikan
|
% frekunsi kejadian
|
Udang
|
3
|
100
|
Ikan teri
|
2
|
733,3
|
lendir
|
1
|
33,3
|
Σ
|
3
|
866,6
|
4. Analisa
kebiasaan makan ikan tongkol dengan metode volume metrik
a. Ikan
sampel I
Jenis makanan
|
Volume masing-masing jenis makanan (ml)
|
% proporsi makanan
|
Lendir
|
1
|
14,28
|
Udang
|
2
|
28,57
|
Ikan teri
|
4
|
57,14
|
Σ
|
7
|
100
|
b. Ikan
sampel II
Jenis makanan
|
Volume masing-masing jenis makanan (ml)
|
% proporsi makanan
|
Udang
|
1
|
28,57
|
Ikan teri
|
2,5
|
71,42
|
Σ
|
3,5
|
100
|
c. Ikan
sampel III
Jenis makanan
|
Volume masing-masing jenis makanan (ml)
|
% proporsi makanan
|
Udang
|
2
|
100
|
Σ
|
2
|
100
|
5. Indeks
Relatif Penting (IRP)
Organisme
|
N
|
|
V
|
|
F
|
|
IRP
|
makanan
|
jumlah
|
%
|
jumlah
|
%
|
kejadian
|
%
|
|
Lendir
|
1
|
7,69
|
1
|
14,28
|
1
|
33,3
|
483,2
|
Udang
|
5
|
38,4
|
2
|
28,57
|
3
|
100
|
2895,4
|
Ikan teri
|
7
|
53,8
|
4
|
57,14
|
2
|
733,3
|
41954,5
|
6. Indeks
preponderance (IP)
Jenis makanan
|
Vi (%)
|
Oi (%)
|
Vi x Oi
|
IP
|
Lendir
|
14,28
|
33,3
|
475,5
|
1,05
|
Udang
|
28,57
|
100
|
2857
|
6,3
|
Ikan teri
|
57,14
|
733,3
|
41900,7
|
92,6
|
∑
|
100
|
100
|
45233,2
|
100
|