Showing posts with label pendidikan. Show all posts
Showing posts with label pendidikan. Show all posts

POTENSI PERIKANAN NAGAN RAYA

POTENSI PERIKANAN NAGAN RAYA
            
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang sedang tumbuh dan berkembang di provinsi Aceh. Kabupaten yang terletak di pesisir pantai-barat selatan ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari kabupaten Aceh Barat dan terbentuk secara definitive berdasarkan UU Nomor 4 tahun 2002 dan telah di tetapkan pula Suka Makmue sebagai Ibukota Kabupaten Nagan Raya. Secara geografis, kedudukan Kabupaten Nagan Raya berada pada titik koordinat antara 030.40’-04038’ Lintang Utara (LU) dan 960.11-96048’ Bujur Timur (BT). Dengan posisi ini, Kabupaten Nagan Raya berbatasan langsung dengan 4 kabupaten lainnya, yaitu Aceh Barat, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Barat Daya. Luas wilayah Kabupaten Nagan Raya mencapai 3.363,72 kilometer persegi (km2) atau setara 5,86 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh (57.365,57 km2).

MOLEKULER PEMATANGAN SEL TELUR


MOLEKULER PEMATANGAN SEL TELUR
Bahasan awal produksi telur
ž  = Kuning telur atau yolk atau disebut juga deutoplasma merupakan bahan makanan cadangan telur.
ž  = Bahan makanan ini dilindungi oleh membran yang disebut yolk sac.
ž  = Pembentukan kuning telur merupakan salah satu bagian penting dalam proses pematangan gonad dan ovulasi pada ikan betina.

Pengertian vitelogenin
ž  = Vitelogenin adalah bakal kuning telur yang merupakan komponen utama dari oosit yang tumbuh dan dihasilkan di hati.
ž  = Selama perkembangan oosit, vitelogenin (Vg) disintesis di hati dibawah rangsangan hormon estrogen. 
ž  =Sekresi vitelogenin diairkan melalui aliran darah dalam bentuk persenyawaan dengan Ca2+.

PRODUKSI PERIKANAN ACEH, ACEH BARAT

Produksi perikanan di Aceh Barat berasal dari hasil budidaya dan perikanan tangkap. Budidaya perikanan di daerah ini berupa tambak, kolam dan perairan umum. Perikanan tangkap di laut dan pantai merupakan komoditi unggulan disini. 
Hasil produksi tambak selama tahun 2011 mencapai 21,13 ton yang berupa ikan bandeng, udang windu dan ikan nila. Budidaya tambak ini diusahakan dalam kecamatan Samatiga yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan !aut. Sementara budidaya kolam menghasilkan produksi yang lebih besar yaitu 92,03 ton. Budidaya ini diusahakan di semua kecamatan dalam kabupaten Aceh Barat, budidaya terluas terletak di Kecamatan Meureubo dan Samatiga. Ikan yang banyak dipanen adalah jenis ikan mas, ikan nila dan ikan lele. Hasil budidaya perikanan terbesar dihasilkan dari perairan umum yang mencapai 113,49 ton. Kecamatan Meureubo menyumbang produksi terbesar. Diikuti oleh Kecamatan Arongan Lambalek, Kaway XVI dan Pante Ceureumen.

SCENEDESMUS, CIRI CIRI DAN KARAKTERISTIKNYA



Scenedesmus dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae merupakan bentuk unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami. Setiap divisi mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari lainnya. Ada 4 karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu ; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan masing-masing group.

Menurut Watanabe, et.al., (1978) scenedesmus termasuk dalam kelas Chlorophyceae dan family Scenedesmaceae. Scenedesmus dimorphus diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Cholococcales
Famili : Scenedesmaceae
Species : Scenedesmus dimorphus

STRATEGI MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL


STRATEGI MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL


A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Bekalang
Bagaimana menjalankan roda bisnis di pasar-pasar internasional ? yakni, apakah akan mengekspor, merundingkan suatu pemberian lisensi atau pertanian waralaba, mendirikan usaha patungan, atau mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Meskipun secara prinsip pilihan pasar dan cara masuk merupakan keputusan yang terpisah, karakteristik khusus negara dan juga jalan masuk pasar internasional serta strategi ekspansi akan berdampak pula atas pilihan cara masuk.

Perbedaan, struktur, dan fungsi antara DNA dan RNA


PERBEDAAN ANTARA STRUKTUR DAN
FUNSI DNA DAN RNA

1. Pengertian DNA & RNA
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida,jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat(RNA). Perbedaan DNA dan RNA yang biasa diketahui oleh umum ialah dalam RNA terdapat polimer yang lebih pendek dari DNA.
DNA, Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel.DNA seringkali dirujuk sebagai molekul hereditas karena ia bertanggung jawab untuk penurunan sifat genetika dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia, ciri-ciri ini misalnya dari warna rambut hingga kerentanan terhadap penyakit. Selama pembelahan sel, DNA direplikasi dan dapat diteruskan ke keturunan selama reproduksi.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TENTANG KARBOHIDRAT

PERCOBAAN 4
KARBOHIDRAT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.
            Karbohidrat tersusun atas karbon, dan hidrogen. Secara umum, tetap tidak selalu hidrogen dan oksigen dalam karbiohidrat dengan perbandingan dua atom hidrogen dan satu otom oksigen yaitu sebagai molekul air (H2O), karena inilah di peroleh kata “ carbohidrate” sebagai turunan dari carbon hydrate. Beberapa karbohidrat , seperti ramnosa, C6H12O5,tidak mengandung hydrogen dan oksigen sebagai H2O.
            Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi yang memiliki gugus fungsional aldehida atau alkanon. Nama karbohidrat berasal dari anggapan bahwa senyawa golongan ini mempunyai rumus empirik Cn(H2O). Walaupun ini banyak senyawa lain yang mempunyai ruus empirik yang sama. Karbohidrat di sebut juga hidrat arang atau sakarrida.

1.2 Tujuan praktikum.
            Percobaan ii bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu karbohidrat dalam suatu cuplikan/sampel, serta sifat-sifat karbihidrat menggunakan pereaksi fehling dan tolens.

1.3 Manfaat
            Dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui karbohidrat yang terdapat pada bahan makanan.





BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

            Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan oksigen yang secara empiris memiliki rumus Cx(H2O)y. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran, 2000).
 Kelompok karbohidrat tersusun atas hidroksi aldehid, alkohol, asam berupa turun-turunannya dan beberapa komponen yang dapat dihidrolisis menjadi seperti gugusnya (Donald et al., 2002).
Beberapa senyawa dibagi menjadi 3 gologan yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida :
1. Monosakarida, adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, senyawa ini tidak mengalami hidrolisa dikenal sebagai “gula sederhana” karena memiliki rasa manis. Contohnya gula dan glukosa.
2. Oligosakarida, senyawa ini terdiri dari dua atau lebih monosakarida dan dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk monosakarida. Bila senyawa ini tersusun atas dua monosakarida disebut disakarida.
3. Polisakarida, senyawa merupakan gabungan dari banyak molekul monosakarida dengan ikatan glukosakarida. Oligosakaraida merupakan bentuk sederhana dari polisakarida. Namun tidak ada batasan yang jelas antara keduanya. Senyawa yang termasuk dalam golongan ini antaralain pati, dektrin dan selulosa (Gilvery, 1996).





BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan.
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pembakar spiritus, penjepit tabung, tissu, sarung tangan dan masker.

            Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah glukosa, larutan fehling dan larutan tolens, indikator larutan kanji, larutan natrium karbonat 14,3%, larutan yodium 0.1 N. HCL encer, larutan natrium 0,1 N.


3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pengujian sampel.
a. Uji fehling.
     Sebanyak 1 mL glukosa ditambahkan 2 mL larutan fehling. Kemudian        didihkan dan di amati.
b. Uji tollens.
     Sebanyak 1 mL glukosa di tambahkan 2 mL tollens. Kemudian panaskan dan amati perubahan yang terjadi.
c.  Reaksi yodium.
     Senyawa poli sakarida akan memberikan warna yang spesifik dengan yodium. Pada plat tetes yang bersih dan kering dimasukkan 3 tetes larutan yang di periksa. Campur  dengan 2 tetes larutan yodium. Terbentuk warna biru amilum dan warna anggur untuk dekstrin.

3.2.2 Penentuan kadar glukosa.
a. Yodimetri.
     Ditimbang seksama sampel padat yang mengandung kira-kira 10 mg glukosa, dilarutkan di dalam 50 ml air suling di dalam erlenmeyer. Ditambahkan 25 ml yodium 0,1 N dan 10 mllarutan natrium karbonat 14,3%. Kemudian ditambahkan 15 ml asam klorida encer dan yodiumyang tersisa dengan larutan natrium tiosulfat 0.1 N sampai terjadi warna kuning lemah. Ditambahkan lagi indikator kanji dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan.

4.1.1 Tabel pengamatan pengujian sampel

No
Reaksi pengujian karbohidrat
Hasil pengamatan
1
Glukosa + fehling
Biru
2
Setelah dipanaskan
Merah bata
3
Glukosa + tollens
Merah bata


4.2 Pembahasan
            Sebanyak 1 mL glukosa ditambahkan 2 mL larutan fehling, dan didihkan akan menghasilkan warna biru. Setelah dipanaskan menghasilkan lebih banyak endapan merah bata . Selain itu, pada semua tabung reaksi juga terjadi perubahan warna larutan menjadi biru. Tabung 3 memiliki warna yang paling pekat, disusul tabung 2 dan 1.
Prinsip kerja percobaan ini karena larutan felinh dan toolens mengandung ion Cu++ yang dapat direduksi oleh gugus reduksi yang dimiliki oleh karbohidrat (gugus aldehid dan keton) menjadi ion Cu+ dan diendapkan dalam bentuk Cu2O berwarna merah bata. Ini membuktikan bahwa glukosa mempunyai gugus pereduksi.
Perbedaan jumlah endapan maupun kepekatan warna larutan dipengaruhi oleh kosentrasi larutan. Seperti percobaan yang dilakukan, larutan glukosa dengan kosentrasi tertinggi memberikan endapan terbanyak dan warna larutan terpekat. Ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, semakin banyak pula molekul yang terlarut di dalamnya , dalam hal ini adalah glukosa. Karena konsentrasi semakin tinggi maka gugus reduksi yang ada pada larutan akan semakin banyak pula, sehingga reaksi yang terjadi akan menghasilkan endapan merah bata yang lebih banyak.
Dari percobaan ini diketahui bahwa glukosa merupakan gula pereduksi. Kemampuan mereduksi juga dipengaruhi oleh konsentrasi larutan tersebut.





BAB 5
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
            Dari percobaan diatas dapt diketahui bahwa:
1.      Perbedaan jumlah endapan maupun kepekatan warna larutan dipengaruhi oleh kosentrasi larutan.
2.      Jika konsentrasi semakin tinggi maka gugus reduksi yang ada pada larutan akan semakin banyak pula, sehingga reaksi yang terjadi akan menghasilkan endapan merah bata yang lebih banyak.
3.      Dari percobaan ini diketahui bahwa glukosa merupakan gula pereduksi. Kemampuan mereduksi juga dipengaruhi oleh konsentrasi larutan tersebut.


5.2 Saran
            Untuk praktikum kedepan jangan terlalu banyak anggotanya.



DAFTAR PUSTAKA


Beran,J.A. 2000. Chemistry in the Laboratory. 2nd ed. Jhon Willey and Sons,Inc. New York.

Donald.et.al. 2002. Animal Nutrition Sixth Edition. Person Prentice Hall. England

Gilvery, M.C and Giddstein. 1996. Biokimia Suatau Pendekatan dan Fungsional. Airlangga  

University Press. 219P

Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahsiswa Kedokteran dan

Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. EGC Penerbit. Jakarta.


            

Makalah biologi TENTANG SEL

BAB 1

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

     Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan. Karena itu, kemajuan fisiologi tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan dibidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu penelitian dibidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk menafsirkan berbagai hasilnya.


          Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan.

2.      Tujuan Masalah

     Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Tumbuhan

Dan tujuan masalahnya yaitu agar kita megetahui tentang Sel.







BAB II
ISI

2.1 KESIMPULAN

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN ORGAN-ORGAN VEGETATIF

PADA TUMBUHAN SECARA MIKROSKOP

SEL

A.     Sejarah Penemuan Sel

Berikut ini catatan mengenai sejarah penemuan sel :

1.      Tahun 1665, Robert Hooke menemukan sel mati dari gabus kulit batang quercus suber yang tinggal dinding selnya saja, tersusun seperti rumah lebah. Ruang-ruang kecil tanpa isi sel itu disebut kemudian disebut sel.

2.      Tahun 1770, Anthony Van Leeuwenhoek menemukan kloroplast pada daun segar.

3.      Tahun 1772, Bonaventuri Corti menemukan aliran plasma pada ganging chara sp.

4.      Tahun 1850 , kollicher menemukan mitokondria.

Teori tentang sel mempunyai konsep bahwa ;

1.      Sel merupakan satuan struktur organism hidup

2.      Sel merupakan satuan fungsi dalam organisme hidup

B.      Sitologi Tumbuhan

Merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-sifat fisik dan kimia darisel tumbuhan serta perkembangan dinding selnya. Sel dibedakan menjadi 2 yaitu :

1.      Prokariotik : sel tidak mempunyai membrane inti atau membrane yang mengikat organela-organela, DNA terkonsentrasi pada daerah yag disebut nukleoid.

2.      Eukariotik : sel mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan organela-organela yang lain terbungkus oleh membran inti dan terdapat pada suatu larutan semi cair yang disebut litosol.

Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu struktur organic. Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel lainnya adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan membran sel. Dinding sel akan memberikan bentuk sel tumbuhan. Isi sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh keberadaan dinding sel.

Dalam hubungannya dengan fungsi, sel tumbuhan dapat berbentuk oval, elips, silinder, seperti serat atau bercabang. Ukuran sel juga sangat berhubungan dengan fungsinya. Sel dengan ukuran sangat kecil tidak bias dijumpai pada tumbuhan. Sel-sel parenkim mempunyai ukuran antara 0,01-0,1 mm, serat kayu dan floem mempunyai ukuran lebih panjang dibanding parenkim, yaitu 1-3 mm pada angiospermae dan 2-8 mm pada gymnospermae. Pada tumbuhan monokotil tertntu dan anggota suku urtaceae, sel serat dapat mencapai panjang 550 mm.

C.      Komponen Protoplasmik

Yang termasuk pada komponen ini adalah sitoplasma, inti sel (nucleus), plastida, mitokondria, ribosom, reticulum endoplasma, diktiosom (badan golgi), mikrobadan, sferosom, dan lisosom.

1.      Sitoplasma

Sitoplasma merupakan substansi hialin yang jernih dengan bahan dasar hialoplasma. sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.

a.      Plasmolema ; dinding plasma luar yang bersifat semipermeable.

b.      Pilioplasma ; bagian yang tampak keruh karena adanya butir-butirmikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma [rotasi dan sikrolasi].

c.       Tonoplas ; membran dalam yang berbatasan dengan vakuola, bersifat semipermeable.

2.      Inti sel ( nukleus )

Inti sel merupakan pusat pengendali segala macam proses yang terjadi didalam sel, dibungkus oleh pembran ganda yang tersusun dari senyawa lipoprotein dengan pori yang mempunyai ukuran bervariasi dari 400 sampai 600 A0 . Dengan adanya pori ini memungkinkan terjadinya komunikasi antara nukleoplasma dan sitoplasma.

3.      Plastida

Plastida berupa benda kecil-kecil dengan bentuk yang bervariasi yang tersusun atas zat  putih telur yang mempunyai struktur dan fungsi spesifik. Berdasarkan warnanya, plastida dikelompokkan menjadi Leukoplas yang Biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan Kromatofora yang merupakan plastisida yang mengandung pigmen.

4.      Mitokondria

Merupakan organela membran ganda yang mempunyai ukuran diameter 1-2 am dan jumlahnya didalam sel bervariasi tergantung pada masing-masing spesies. Mitokondria mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan respirasi sel (mengandung enzim-enzim respirasi).

5.      Ribosom

Berupa partikel kecil bergaris tengah 17-20 am, terdapat pada sitoplasma dan kadang dijumpai menempel pda membran sebelah luar reticulum endoplasma yang tersusun sangat teratur . ribosom mengandung ARN, nucleoprotein dan enzim-enzim yang diperlukan dalam sintesis protein.

6.      Reticulum endoplasma

Berbentuk seperti tabung kempis, bercabang atau seperti buluh sempit yang kadang berawal dari membran inti dan berakhir pada membrane plasma. Reticulum endoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis  berbagai bagian sel yang penting antara lain asam lemak dan protein.

7.      Diktiosom (badan golgi)

Terdiri dari tumpukan sisterna pipih yang bulat, setiap sisterna dibatasi oleh membran yang halus. Dibawah mikroskop electron diktiosom tampak tersusun oleh 3 macam struktur yaitu struktur seperti kantong pipih, vakuola besar, dan kantong yang membulat. Diktiosom terutama terlibat dalam sekresi gula, polisakarida dan kompleks protein polisakarida.

8.      Mikrobadan

Merupakan badan renik berdiameter antara 0,5-1,5 nm, terdapat dalam sitoplasmasel dari berbagai jaringan. Mikrobadan dibatasi oleh membrane tunggal dan matriknya Nampak seperti granul atau fibril, berisi berbagai macam enzim, sesuai dengan macam sel atau jaringannya.

9.      Sferosom

Merupakan tubuh lipid yang dikelilingi membrane, berbentuk bulat denga diameter 0,5-1 am berfungsi dalam sintesis lemak dan di dalamnya juga dijumpai adanya timbunan  lemak. Selain itu sferofom juga sebagai intermedia dalam sintesis lilin, kutin dan berbagai senyawa penghasil kutin dan suberin penyusun dinding sel.

10.  Lisosom

Berbentuk seperti mitokondria, tetapi hanya mempunyai membran tunggal dan tidak mempunyai kristae, mempunyai diameter 04-0,8 am, dan lazimnya di jumpai pada sel-sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada sel-sel meristem, tetapi tidak selalu dijumpai adanya lisosom. Lisosom mengandung enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrodilis.

D.     Komponen Non-Protoplasmik

1.      Komponen non-protoplasmik cair

Adalah asam-asam organic , karbohidrat, protein, alkaloid, zat penyamak, dan zat warna antosianin. Lemak dan minyak lemak terdapat sebagai cadangan makanan pada biji-bijian.  Contohnya adalah pada kacang tanah dan kelapa.

2.      Komponen non-protoplasmik padat, antara lain :

a.      Kristal kalsium oksalat, merupakan endapan dari garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu banyak akan bersifat racun pada tumbuhan. Bentuknya berupa Kristal tunggal pada daun jeruk, krital pasir pada tangkai daun bayam dan tembakau, Kristal rafida pada daun bunga pukul empat, Kristal roset pada batang jarak.

b.      Aleuron, merupakan cadangan makanan berupa protein, disimpan didalam vakuola sel. Letaknya pada tanaman bervariasi, misalnya pada biji jarak tersebar didalam keping biji dan pada biji  jagung merupakan lapisan dan terdapat dibagian terluar dari endosperm.

c.       Amilum, merupakan cadangan makanan yang tersimpan didalam umbi, rizoma, batang, buah dan biji.

E.      Dinding Sel

Merupakan bagian paling luar dari sel tumbuhan dan merupakan bagian yang membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Setelah terjadi pertumbuhan sekunder, dinding sel tumbuhan dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu :

1.      Lamela tengah, merupakan perekat sel satu dengan sel yang lain apabila beberapa sel membentuk jaringan. Lapisan ini tersusun dari zat pekatin.

2.      Dinding primer, merupakan dinding yang pertama kali tebentuk dan selam sel dalam fase perkembangan. Lapisan ini tersusun dari zat sefulosa, hemiselulosa, dan pectin, kadang juga mengandung lignin.

3.      Dinding sekunder, merupakan lapisan yang terbentuk disebelah dalam dari dinding primer sebelah sel selesai mengadakan pertumbuhan. Lapisan ini tersusun dari zat selulosa, hemiselulosa dan lignin (tidak dijumpai adanya pectin).

Pada dinding sel terdapat noktah dan plasmodesmata.

1.      Noktah

Adalah bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan sehingga memungkinkan adanya hubungan antara suatu sel dengan sel-sel yang ada disekitarnya.

Berdasarkan bentuknya, ada 2 tipe noktah yaitu noktah sederhana (biasa) dan noktah terlindung (berhalaman). Jika dua noktah sederhana berpasangan disebut noktah sederhana, apabila kedua noktah terlindung berpasangan disebut pasangan noktah terlindung (berhalaman).

2.      Plasmodemata

Kenyataan dialam dijumpai adanya hubungan antarprotoplas sel yang satu dengan protoplas sel-sel sekitarnya. Hubungan ini terjadi melalui untaian protoplasma yang disebut plasmodesma. Kehadiran plasmodemata ini merupakan karateristik bagi sel-sel hidup dan dijumpai pada seluruh dinding sel hidup untuk menjamin kontinuitas protoplasma. Plasmodemata mempunyai peranan penting pada proses tranportasi material dan meneruskan rangsang dari sel satu ke sel yang lain.

F.       Membran Plasma

Adalah selaput tipis yang terdiri dari lapisan ganda fosfolipid, dengan gumpalan-gumpalan protein, sebagian gumpalan protein yang menempel dipermukaan lapisan fosfolipid (protein perifer) , sedang yang lainnya menembus lapisan fosfolipid (protein integral).

Protein perifer tidak melekat erat pada permukaan membrane sehingga mudah terlepas, mengandung asam amino dengan rantai hidrofilik, yang menyebabkan adanya interaksi dengan air disekelilingnya dan permukaan lemak yang dihidrofibik.

Protein integral mengandung bagian protein yang hidrofililik dan hidrofobik. Protein yang berada didalam lapisan lemak bersifat hidrofobik, sedangkan yang menyembul ke permukaan lemak bersifat hidrofilik. Diduga bahwa protein yang hidrofibik bergabung dengan bagian ekor molekul lemak yang hidrofobik.

G.     Pembelahan Inti dan Pembelahan Sel

Dikenal ada 2 macam, yaitu :

1.      Mitosis (pembelahan yang terjadi pada sel-sel somatis)

Mitosis pada tumbuhan mudah dilihat, yaitu pada titik tumbuh (ujung akar atau ujung batang) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Waktu yang dibutuhkan untuk mitosis (pembelahan inti) bervariasi antara beberapa menit sampai 3 jam. Mitosis dibagi 4 tahap, yaitu :

a.      Profase (awal, tengah, dan akhir)

Ditandai dengan adanya kondensasi dari bahan-bahan yang menyerap zat warna sampai terbentuknya kromosom. Selama kondensasi, daerah sekeliling inti bebas dar organela-organela lain (seperti mitokondria dan plastida). Kromosom berjalan ketengah ke tempat yang sebelumnya dilingkupi oleh membran inti.

b.      Metaphase

Pada fase ini kromosom telah membelah menjadi dua buah kromatid. Dijumpai adanya benang-benang yang menghubungkan kromosom dengan kutub (disebut benang spindle kromosom) dan benang-benang yang menghubungkan antarkutub (disebut benang spindle continue).

c.       Anaphase

Pada daerah sentromer (tempat melekatnya benang spindle pada kromosom), dua buah kromatid memisahkan diri satu dengan yang lain bergerak ke arah kutub-kutub yang berlawanan memberikan gambaran seperti dua deret bntang sehingga sering disebut fase 2 bintang.

d.      Anaphase

Kromosom telah sampai dikutub dan membentuk kumpulan yang kompak kemudian terbentuk membran inti. Kromosom menjadi samar-samar dan anak inti timbul kembali kemudian terjalin kembali hubungan antara membran luar inti dengan reticulum endoplasma. Benang-benang spindle dan tetes-tetes kecil (dihasilkan oleh diktosom) akan terkumpul didaerah bidang ekuatorial dan membentuk sekat. Terbentuklah dua sel anakan.

2.      Meiosis (pembelahan yang terjadi pada sel-sel kelamin)

Terjadi pada sel-sel reproduksi. Meiosis atas 2 fase ;

a.      Meiosis I

Ada 6 tahap :

Ø  Leptoten : kromosom banyak seperti benang halus, diploid, tunggal

Ø  Zigoten : kromosom hormolog saling mendekat dan berpasangan (membentuk sinapsis)

Ø  Pakhiten : kromosom menebal dan memendek (tahap berpasangan) dan membelah membujur menghasilkan 4 kromatida

Ø  Diploten : terjadi pelekatan antara kromatida pada suatu tempat (titik). Titik pelekatan disebut khiasma. Dengan perlekatan tersebut kromatida sulit untuk memisahkan diri.

Ø  Diakinesis : pasangan kromatida menjadi sangat pendek dan menyusun diri dibagian tepi inti. Pada fase akhir fase ini selaput inti pecah, anak inti menghilang, terbentuk benang spindle seperti mitosis.

b.      Meiosis II

Setelah istirahat sejenak (yaitu pada fase interkinesis), pembelahan selanjutnya memasuki propase II. Menjelang akhir profase II kromosom memendek dan menebal. Pada metaphase kromosom mengkonsentrasikan diri pada bidang ekuator. Pada stadium anaphase sentrometer membelah menjadi 2 dan masing-masing sentrometer anakan menarik kromatid ke kutub gelondong. Pada stadium berikutnya yaitu telofase setiap perangkat kromatid (kromosom) membentuk satu inti, dan keempat inti tersebut masing-masing diselubungi oleh dinding pemisah.



BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

        Berdasarkan pembahasan dari makalah “ Fisiologi Tumbuhan dan Sel Tumbuhan” ini, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.      Fisiologi   tumbuhan   adalah   suatu   bidang   ilmu   yang   mengkaji   fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan

2.      Fisiologi tumbuhan mempelajari aktivitas hidup tumbuhan, meng-interpretasikan proses-proses kehidupannya, dan mempelajari tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan serta pertumbuhan dan perkembangannya

3.      Fisiologi tumbuhan berkaitan erat dengan cabang-cabang ilmu biologi  lain seperti ekologi dan ekofisiologi atau fisiologi lingkungan

4.      Tumbuhan terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh membrane atau struktur serupa tapi tanpa membran

5.      Sel tumbuhan memiliki beberapa jenis organel yang terbungkus membrane, misalnya kloroplas, mitokondria, nucleus, dan vakuola

6.      Sebagian besar sel tumbuhan eukariotik diselimuti oleh dinding sel.

2.      Saran

   Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa sel  penting bagi kehidupan kita.

      Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.













DAFTAR PUSTAKA

1.      Agustriana, Rochmah dan Tunjung Tripeni. 2006. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan I

2.      Universitas Lampung : Bandar Lampung

3.      Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta

4.      Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung: Bandar Lampung

5.      Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

6.      Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel & Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta

Makalah biologi TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT )



TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI
BRYOPHYTA
( TUMBUHAN LUMUT )

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman. Bryophyta terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1. Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella

2. Lumut Daun

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum. 
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. 
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. 
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
3. Lumut Tanduk
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Tumbuhan lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, “lumut”).Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: “serupa akar”). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
II. PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Lumut
Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Mereka dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan multi-cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas gametophyte. Ini adalah berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”. Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Ciri-ciri lumut:
· Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
· Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
· Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
· Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula (kaki) -Seta (tangkai) - Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
1.2 Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Klasifikasi lumut Daun
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
1.3 Siklus Hidup
Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
1.4 Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum commune)
Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop organ sex lumut. Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan sisa archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi asexual.
1.5 Perkembangan
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.
1.6 Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofityang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
2.1 Macam-Macam Lumut
Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akarbatang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhanThallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia
Ciri-ciri
1. tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
2. gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.
3. sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
4. berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup eram
5. habitatnya ditempat lembab
Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1). Lumut hati bertalus
2). Lumut hati berdaun
Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.
Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan
Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.
Perkembang biakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke udara
Lumut Daun ( Bryopsida sp)
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Perkembang Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakanPeriantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.
Bryopsida
1. Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.
2. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
3. Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya.
5. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
6. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup.
7. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae.
8. Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
9. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.
10. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Ciri-ciri
1. tubuhnya mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
2. berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3. gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk
4. rhizoid berada pada bagian ventral
5. habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi
cthnya : Anthoceros leavis
Tempat Hidup
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi. Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
2.2 Manfaat Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan. Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.Di United Kingdom,Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut digunakan pada Dekorasi Natal
2.3 Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai sepenuhnya terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta bergantung kepada air untuk hidup. Zigot dan embrio dilindungi daripada pengeringan dengan terus menetap di dalam arkegonium. Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk sampai ke telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang lembap. Bryophyta tidak mempunyai tisu vaskular , oleh itu struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk mengatasi masalah pengangkutan air. Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk hidup di habitat daratan kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit untuk mendapatkan bekalan makanan dan perlindungan.
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk division Bryophyta.
2. Mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b.
3. Kebanyakan hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa.
4. Susunan tubuh sebenarnya merupakan gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut helaian berupa thalus (Marchantia, Riccia, Anthoceros).
5. Ada dua macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
6. Tempat hidup lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan pada tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan air)
7. Cara hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika.
8. Susunan tubuh lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun
9. Perkembang biakan lumut hati ada dua yaitu secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contoh Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram.
10. Pada lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.
11. Susunan tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler bercabang-cabang.\
12. Perkembangbiakan lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah.
13. Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.
14. Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.
15. Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni lumut tebal / padat di hutan yang dingin. Diakses tanggal 13 januari 2009.
Anonymous.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut. Diakses Tanggal 13 januari 2009

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Laporan Praktikum Kebiasaan Makan Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kebiasaan makanan ( food habits ) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh i...