BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Oseanografi dapat
didefenisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari
lautan.Ilmu-ilmu lain yang termasuk didalamnya adalah ilmu tanah (geologi),
ilmu bumi (geografi), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu
hayat(biology) dan ilmu iklim(meterology). Namun demikian ilmu oseanografi
biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu yaitu, fisika
oseanografi,geologi oseanogafi, kimia oseanografi dan biologi oseanogari.
Oceanografi adalah suatu
ilmu yang mana terdapat banyak ilmu pengetahuan yang terfokus di dalamnya
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lauatan. Peraiaran Indonesia yang
menghubungkan samudera pasifik dan lautan hindia, dewasa ini makin menarik
perhatian para ahlli oceanografi dan meteorology. Informasi yang ada baik data
pengukuran maupun model. Model matematik menunjukkan bahwa aliran laut yang
melalui perairan Indonesia).
Ilmu yang mempelajari laut
atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya adalah mengenai
keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman, serta pasang naik
dan pasang surut. Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang
sangat luas, sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan
bumi yang ditutupi oleh air samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak
merata di antara belahan bumi utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri
atas air permukaan dan 40% daratan, sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri
atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan. Di Indonesia perbandingan
antara lautan dan daratan adalah 6 : 4, jadi lebih luas lautan dibandingkan
daratan
Mengingat bahwa fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan tidak pernah lepas dan selalu berhubungan dengan
laut,jadi praktikum oceanografi sangatlah penting dilakukan guna membantu mahasiswa
untuk mempelajari sifat fisik dan kimia laut.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui factor fisika dan kimia pada laut Alue Naga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air laut adalah suatu zat
pelarut yang bersifat sangat berdaya guna yang mampu melarutkan zat-zat lain
dalm jumlah yang lebih besar dari pada zat cair lainnya. Air laut mengandung
sejumlah besar gas-gas udara terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfer dapat
dijumpai di dalam air laut, walaupun jumlah mereka ini terdapat pada
perbandingan yang tidak seperti yang ada di udara. Gas oksigen yang sangat
penting karena mereka sangat dibutuhkan bagi kehidupan hewan-hewan air. Umumnya
gas ini banyak dijumpai di lapisan permukaan, oleh karena gas oksigen yang berasal
dari udara di dekatnya dapat secara langsung larut (terdifusi) ke dalam air
laut (Hutabarat,1985).
Kurang lebih 71% permukaan
planet bumi ditutupi oleh Air asin. Dibawah permukaan ini, kedalaman air
rata-rata 3,8km, dengan volume sebesar 1370x106km3. Karena diseluruh volume air
yang besar ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan satu – satunya tempat
kumpulan organisme yang sangat besar di planet bumi. Organisme-organisme ini
sangat bervariasi dan praktis mewakili semua fila. Segenap organisme ini
dipengaruhi oleh sifat air laut yang ada disekelilingnya, dan banyak
bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan binatang ini
merupakan hasil penyesuaian diri terhadap medium cair dan pergerakannya (
Nybakken,1992).
Antara udara dan laut
terjadi interaksi yang erat. Perubahan cuaca akan dapat mempengaruhi kondisi
laut. Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin.
Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang
keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan
adalah 7 : 3. Klasifikasi laut menurut terjadinya yaitu laut transgresi, laut
ingresi, dan laut regresi. Menurut kedalamanya yaitu zona pesisir, zona laut
dangkal, zona laut dalam, dan zona laut sangat dalam. Dan klasifikasi laut
menurut letaknya yaitu laut tepi, laut tengah, dan laut pedalaman
(Nontji,2007).
Lingkungan laut sangat luas
cakupannya dan sangat majemuk sifatnya. Karena luasnya dan majemuknya
lingkungan tersebut. Tiada satu kelompok biota laut pun yang mampu hidup
disemua bagian lingkungan laut tersebut dan disegala kondisi lingkungan yang
berbeda-beda kedalam lingkungan-lingkungan yang berbeda pula. Para ahli
oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-zona atau yang
memintakat-mintakat menurut kreteria-kreteria yang berbeda (Romimohtarto,
2001).
Laut merupakan suatu tempat
mata pencarian bagi orang-orang asia tenggara yang telah berumur berabad-abad
lamanya. Tidak dimana pun juga hal ini benar-benar dapat dilihat diIndonesia
dimana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar.
Kebanyakan penduduk yang berjumlah 140.000.000 bertempat timggal berbatasan
dengan lautan. Sejak dahulu lautan telah memberi manfaat kepada manusia untuk
dipergunakan suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan perhubungan dari
suatu tempat ketempat lain. Akhir-akhir ini diketahui bahwa lautan banyak
mengandung sumber-sumber alam yang berlimpah-limpah jumlahnya dan bernilai
berjuta-juta dolar (Hutabarat, 1985).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.1 Waktu
dan Tempat
Adapun kegiatan
praktikum Oceanografi dilaksanakan pada hari minggu tanggal 29 Desember 2013.
Pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Alue Naga
Darussalam, Banda Aceh.
1.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
Tabel
1. Alat dan Bahan
No
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Tiang
skala
|
1
|
2.
|
Salinometer
|
1
|
3.
|
pH
meter
|
1
|
4.
|
Seichi
disc
|
1
|
5.
|
stopwatch
|
1
|
6.
|
Propellermeter
|
1
|
7.
|
Alat
tulis
|
1
|
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur atau cara kerja yang dilakukan pada saat
praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
3.3.1 Parameter Fisika
3.3.1.1
Suhu
1.
Dicelupkan Thermometer pada perairan 2-3 menit
2.
Dibiarkan beberapa saat
3.
Diangkat dan secepatnya dibaca nilai skala pada suhu
4.
Dicatat hasilnya
5.
Hasil
3.3.1.2
Kecerahan
1.
Diturunkan Seichidisc pelan-pelan ke dalam perairan
2.
Diamati sampai tidak tampak pertama kali (D1)
3.
Diberi tanda pada tali dengan karet gelang, dicatat panjangnya
4.
Diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak
5.
Dicatat panjangnya (D2)
6.
Dihitung kecerahan dengan rumus
7.
Hasil
3.3.1.3
Pasang Surut
1.
Dipasang didaerah pasang surut yang masih terendam air dengan surut terendah
2.
Dicatat tinggi permukaan laut mula-mula (T0) cm
3.
Dibiarkan selama 0,5-1 jam
4.
Dicatat tinggi permukaan air laut (T1) cm
5.
Dilakukan hingga 12 jam
6.
Dihitung kecepatan pasang surut (cm/jam)
7.
Hasil
3.3.1.5
Kecepatan Arus
1.
Diletakkan flooting greet di perairan
2.
Ditekan stopwatch bersamaan dengan melepaskan
3.
Dibiarkan flooting greet terbawa arus sampai menjangkau 2 m dari titik pertama
waktu dilepaskan
4.
Dicatat waktu yang dibutuhkan oleh flooting greet pada saat terbawa arus sejauh
2 m
5.
Hasil
3.3.2
Parameter Kimia
3.3.2.1
Salinitas
1.
Dikalibrasi terlebih dahulu alat Refraktometer menggunakan aquadest dan tissue
2.
Diambil sampel air
3.
Diteteskan sampel air ke lensa Refraktometer menggunakan pipet tetes
4.
Dilihat hasil pegukuran
5.
Dilakukan 3 kali pengulangan pada kedalaman yang berbeda
6.
Dikalibrasi kembali
7.
Hasil
3.3.2.2
Suhu dan pH
1.
Diambil sampel air laut
2.
Dikalibrasi pH meter menggunakan aquadest dengan menekan tombol call
3.
Ditekan tombol ON pada pH meter
4.
Dicelupkan ujung pH meter kedalam sampel air
5.
Dicatat hasil pengukuran
6.
Dikalibrasi kembali dengan menggunakan aquadest dan tissue
7.
Ditekan tombol OFF untuk mematikan pH meter.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Pengamatan
Tabel 2. Pengamatan Faktor Fisika dan
Kimia Alue Naga
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
||
Stasiun
1
|
Stasiun
2
|
Stasiun
3
|
|||
1.
|
Fisika
|
||||
a.Kecerahan
|
cm
|
7,5
|
8,5
|
8
|
|
b.Arus
|
m/s
|
6,5
|
53,7
|
44,7
|
|
c.arus
(Propeller meter)
|
s
|
0,15
|
-
|
-
|
|
d.Suhu
|
29,8
|
29,6
|
29,5
|
||
2.
|
Kimia
|
||||
a.Salinitas
|
ppt
|
29
|
29
|
29
|
|
b.DO
|
ppm
|
14,2
|
9,6
|
12,2
|
|
c.pH
|
-
|
9,18
|
9,18
|
9,18
|
Tabel
3. Pengamatan Faktor Fisika dan Kimia Sungai Lamnyong
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
||
Stasiun
1
|
Stasiun
2
|
Stasiun
3
|
|||
1.
|
Fisika
|
||||
a.Kecerahan
|
cm
|
8,25
|
7,15
|
-
|
|
b.Suhu
|
25,7
|
25,7
|
26
|
||
c.Arus
|
m/s
|
0,1
|
-
|
-
|
|
2.
|
Kimia
|
||||
a.Salinitas
|
ppt
|
0
|
0
|
0
|
|
b.DO
|
ppm
|
27,5
|
30,1
|
30,4
|
|
c.pH
|
-
|
9,18
|
7,19
|
7,01
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pasang Surut
No.
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Tinggi
muka air (H)
|
Satuan
|
1.
|
Minggu/29
Des
|
11:28
|
80
|
cm
|
2.
|
11:38
|
78
|
cm
|
|
3.
|
11:48
|
76
|
cm
|
|
4.
|
11:58
|
74
|
cm
|
|
5.
|
12:08
|
75
|
cm
|
|
6.
|
12:18
|
73
|
cm
|
|
7.
|
12:28
|
70
|
cm
|
|
8.
|
12:38
|
68
|
cm
|
|
9.
|
12:48
|
65
|
cm
|
|
10.
|
12:58
|
65
|
cm
|
|
11.
|
13:08
|
70
|
cm
|
|
12.
|
13:18
|
82
|
cm
|
|
13.
|
13:28
|
83
|
cm
|
|
14.
|
13:38
|
75
|
cm
|
|
15.
|
13:48
|
72
|
cm
|
|
16.
|
13:58
|
71
|
cm
|
|
17.
|
14:08
|
74
|
cm
|
|
18.
|
14:18
|
74
|
cm
|
|
19.
|
14:28
|
76
|
cm
|
|
20.
|
14:38
|
82
|
cm
|
|
21.
|
14:48
|
84
|
cm
|
|
22.
|
14:58
|
84
|
cm
|
|
23.
|
15:08
|
86
|
cm
|
|
24.
|
15:18
|
92
|
cm
|
|
25.
|
15:28
|
95
|
cm
|
|
26.
|
15:38
|
98
|
cm
|
|
27.
|
15:48
|
100
|
cm
|
|
28.
|
15:58
|
110
|
cm
|
|
29.
|
16:08
|
113
|
cm
|
|
30.
|
16:18
|
115
|
cm
|
|
31.
|
16:28
|
117
|
cm
|
|
32.
|
16:38
|
122
|
cm
|
|
33.
|
16:48
|
127
|
cm
|
|
34.
|
16:58
|
136
|
cm
|
|
35.
|
17:34
|
160
|
cm
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan di
laut Alu Naga
1.Parameter fisika
a. kecerahan
Berdasarkan data praktikum di Alue naga kami memperoleh
nilai kecerahan tiap asiun berbeda-beda, pada stasiun 1 yaitu 7.5, pada stasiun
2 yaitu 8.5, dan pada stasiun 3 yaitu 8 cm. Hal ini menunjukkan bahwa kecerahan
pada lauut alu naga tidak normal ataupun kurang baik. Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan
dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau
disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air
berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman di dalam air. Oleh
karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan
air. Kecerahan merupakan ukuran
transparan perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk satuan untuk nilai
kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah
cahaya yang diterima oleh phtoplankton di perairan asli bergantung pada
intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam permukaan air dan daya
perambatan cahaya di dalam air ( Scribd,2011).
b. Arus
Berdasarkan hasil praktikum kami
memperoleh data kecepatan arus berbeda-beda pada tiap-tiap stasiun, pada
stasiun 1 yaitu 6.5, pada stasiun 2 yaitu 53.7, dan pada stasiun 4 yaitu 44.7
m/s. Dari hasil praktikum tersebut menunjukkan bahwa kecepatan arus pada alue
tidak terlalu deras dan memungkinkan plankton banyak terdapat di situ. Arus di laut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut yang berubah – ubah Arus
air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu air baik secara
vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan pasang-surut (Wibisono,
2005).
c. Suhu
Pada praktikum pengukuran suhu kami
memperoleh data pada stasiun 1 yaitu 29,8, pada stasiun 2 yaitu 29,6, dan pada
stasiun 3 yaitu 29,5. hal itu menunjukkan bahwa
perairan alue masih bias di katakan normal karena menurut aviati “ suhu yang
normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30”.
Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara
horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan
kedalaman. Metabolisme organisme biasanya berkisar pada suhiu antara 0-40° C
(Nybakken, 1985).
2.Parameter kima
a. Salinitas
Dari hasil pengamatan salinitas yang telah dilakukan kami
mendapatkan hasil yaitu pada stasiun 1,2,dan 3 sama yaitu 29 ppt. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa salinitas
perairan adalah normal. Salinitas 30 ppt adalah tingkat kadar garam normal pada
air laut, pada salinitas ini induk ikan bandeng dipelihara dan dipijahkan.
Salinitas 23 ppt adalah kisaran salinitasi media air laut – payau, sementara
salinitas 16 ppt mewakili air payau (Murtidjo,2002).
b. DO
Berdasarkan hasil praktikum
oseanografi tentang DO(oksigen terlarut) diperoleh bahwa nilai kandungan
oksigen di perairan sebesar pada stasiun 1 yaitu 14,2, pada stasiun 2 yaitu 9,6, dan pada stasiun 3 12,2 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
oksigen di perairan bisa dikatakan sedang sehingga kualitas air disana sedang
masih mungkin dapat di manfaatkan oleh organisme perairan. Oksigen terlarut
semakin rendah dengan semakin dalamnya air laut menunjukan fenomena yang normal
untuk suatu perairan. Konsentrasi oksigen yang lebih tinggi terdapat pada
lapisan permukaan karena berhubungan dengan atmosfer yang merupakan salah satu
sumber oksigen di samping tumbuhan yang hidup di laut (Ruyitno et al., 2003).
c. pH
Keasaman air yang lebih dikenal
sebagai pH (paissanee negatif de H) juga sangat besar pengaruhnya bagi
kehidupan ikan. Keasaman dihitung berdasarkan persentase logaritma negatif dari
ion-ion hidrogen per liter air. Keasaman (pH) yang terlalu tinggi atau rendah
akan meracuni ikan dan hewan lainnya. Keasaman air dapat diukur menggunakan pH
tester atau kertas pH. Kertas pH harganya lebih murah, tetapi cepat rusak
apabila terkena air. Sementara pH tester lebih aman sekalipun harganya mahal.
Bila menggunakan kertas pH, kertas tersebut harus dicelupkan ke dalam air
kemudian warna kertas yang sudah berubah dicocokkan pada skala. Penggunaan pH
tester lebih mudah. Ujungnya dicelupkan ke dalam air kemudian jarumnya akan
bergerak menunjukkan tingkat keasaman air. Keasaman air laut yang baik sekitar
8,2. Aktivitas ikan dan binatang lainnya seperti pernapasan dan pembuangan
kotoran dapat menurunkan pH air. Penurunan ini harus dicegah, karena dapat
membahayakan ikan dan penghuni lainnya. Untuk mengembalikan pH seperti semula
digunakan karbon aktif dan serat filter yang dipasang pada alat filter /
penyaring (Artikel, terbaru, 2011).
4.2.2 Pengamatan
sungai lamnyong
1. Parameter fisika
a. kecerahan
Berdasarkan hasil praktikum kami memperoleh kecerahan
pada sungai lamnyoung tiap stasiun berbeda pada stasiun 1 yaitu 8,25. dan pada
stasiun 2 yaitu 7,15. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan sungai lamnyong sangat
keruh, mungkin di sebabkan karena pasang surut air laut dan lain sebagainya.
Nilai kecerahan pada sungai lamnyoung sangat tidak bagus karena airnya sangat
keruh dan akan mengakibat aktivitas dari fitoplankton dalam berfotosintesis.
b. suhu
Berdasarkan hasil
praktikum oceanografi tentang pengukuran suhu yang dilakukan
kami mendapat hasil berkisar antara 25 dan 27 .
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal. Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara
horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan
kedalaman. Metabolisme organisme biasanya berkisar
pada suhiu antara 0-40° C (Nybakken, 1985).
c. Arus
Arus di perairan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut yang berubah – ubah Arus
air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu air baik secara
vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan pasang-surut (Wibisono,
2005).
2. Paremeter kimia
a. salinitas
Dari hasil pengamatan saat praktikum
oseanografi pada sungai lamnyong diperoleh nilai salinitas 0 ppt. karena pada
sungai lamnyong yaitu air tawar.
biasanya kandungan salinitas pada perairan tawar adalah 0-5 ppt.
b. DO
` Berdasarkan hasil praktikum pada
sungai lamnyong kami mendapatkan hasil yaitu 27-30 ppm. Hal ini menunjukkan
bahwa kandungan DO pada sungai lamnyong sangat banyak dan sangat memngkinkan
organisme untuk beraktifitas.
Oksigen terlarut merupakan suatu
senyawa kimia yang sangat dibutuhkan oleh organisme air dalam melakukan proses
respirasi dan dapat mendukung eksistensi organisme. Hal ini didukung oleh
pernyataan Muson (1981, dalam Putri, 1997) bahwa oksigen terlarut dalam
ekosistem perairan sangat penting untuk mendukung eksistensi organisme dan
proses-proses terjadi di dalamnya. Hal ini terlihat dari peranan oksigen selain
digunakan unutuk respirasi organisme air, juga dipakai untuk organisme
dekomposer (bakteri dan fungi) dalam proses dekomposisi bahan organik dalam
perairan.
c. pH
pH merupakan salah satu parameter
kimia yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Nilai pH yang
didapatkan yaitu 7,0 dan 9.0. Ini berarti kadar pH pada kolam yaitu bersifat
netral. Wardoyo (1981) menyatakan bahwa nilai pH dibawah 7,0 adalah asam,
diatas 7,0 adalah basa dan 7,0 adalah netral. Keasaaman air dipengaruhi oleh
keasamaan tanah, bila keasaman tanah tinggi, maka keasaman air pun tinggi.
3. Pasang surut
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam
transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai,
dan lain-lain. Karena sifat pasang surutyang periodik, maka ia dapat
diramalkan.Pasang surut juga sangat mempengaruhi kehidupan organisme laut,
terutama pada daerah intertidal dan daerah litoral.
Dari hasil
praktikum perhitungan pasang surut. Didapat nilai pasang surut adalah 18
cm/jam. Pengukuran ini didapatkan pada tide staff skala awal yaitu 80 cm. Untuk
skala terakhir adalah 160 cm dengan selang waktu 5 jam . Dari hasil tersebut bisa ditentukan jenis
pasang surutnya, yaitu semidiurnal. Menurut Nontji (2007), pasang surut ada
tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan
campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari.
Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai
kandungan suhu pada sungai lamnyong berkisar antara 25 dan 27 .
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal.
2. Kecerahan merupakan ukuran transparan perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan/kepingan secchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari
suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
3. Suhu
yang normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30.
4.
pasang surut ada
tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan
campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari.
Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya kami mengharapkan agar
alat-alat untuk praktikum semoga lebih lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Aria, Perwira,
2009. Oksigen (O2) Terlarut. http://maswira.wordpress.com. Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.30 WIB
Artikel terbaru,
2011. Mengenal Air Laut. http://artikelterbaru.com/pertanian/perikanan/mengenal-air-laut-2011535.html.
Diakses tanggal 7 Juni 2011
pukul 20.30 WIB
Duxbury, alison B,
et all, 2002. Fundamentals of Oceanography Fourth Edition. Madrid : Mc Graw Hill
Hutabarat, sahala,
1985. Pengantar Oceanografi. Jakarta : UI-PRESS
Nontji, anugrah,
2007. Laut Nusantara. Jakarta : DJAMBATAN
Nybakken, james W,
1992. Bilogi Laut. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ongkosongo, Otto
S.R, 1989. PASANG-SURUT. Jakarta : LIPI
Scribd, 2011.
Cabang Dan Manfaat Mempelajari Ilmu Biologi.http://www.scribd.com/explore. Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.00 WIB
Scribd, 2011.
Perikanan.http://www.scribd.com/explore. Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.30 WIB
Suhendar, 2010.
5_LAUT_DAN_PESISIR. http://pustaka.ictsleman.net/geografi/pdf. Diakses pada tanggal 1 mei 2010, pukul 19.00 WIB
Wardoyo, 2010. Info
[mancing] Tekhnologi dalam Dunia Memancing. http://myquran.com/forum/showthread.php/17812-mancing-Tekhnologi-dalam-Dunia- Memancing?s=d94acfe2afd04213bb19ca648dfb80eb.
Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.02
WIB
Wibisono, M.S,
2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
No comments:
Post a Comment