LAPORAN
OCEANOGRAFI
OLEH :
NAMA : AGUS NAWAN
NIM
: 121102010005
PRODY
: BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM,
BANDA ACEH
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatu
Syukur
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat
Allah SWT krena masih memberikan waktu dan kesehatan sehingga laporan
praktikum ini dapat di seleaikan walaupun masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Shalawat beriring salam tak lupa pula kita panjatkan kepangkuan nabi Muhammad
SAW sebagai pahlawan ilmu pengetahuan.
Loporan
ini adalah kumpulan data dan hasil yang telah kami praktikum di laut Alu Naga.
Aceh Besar. Kami menyadari bahwa laporan ini tentunya masih memiliki berbagai
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan demi kesempurnaan
yang akan datang. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Banda Aceh, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 METODELOGI PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
3.2
Alat dan Bahan
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Parameter fisika
3.3.1.1 Suhu
3.3.1.2 Kecerahan
3.3.1.3 Pasang Surut
3.3.1.4 Kecepatan Arus
3.3.2 Parameter Kimia
3.3.2.1 PH
3.3.2.2 Salinitas
3.3.2.3 DO meter
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.2
Pembahasan
4.2.1 Prameter fisika
4.2.2 Parameter kima
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
1. Tabel Alat dan Bahan
2. Parameter fisika dan Kimia Alue
Naga
3. Parameter fisika dan kimia
lamnyong
4. Tabel pengamatan pasang surut
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oseanografi
dapat didefenisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari
lautan.Ilmu-ilmu lain yang termasuk didalamnya adalah ilmu tanah (geologi),
ilmu bumi (geografi), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu
hayat(biology) dan ilmu iklim(meterology). Namun demikian ilmu oseanografi
biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu yaitu, fisika
oseanografi,geologi oseanogafi, kimia oseanografi dan biologi oseanogari.
Oceanografi
adalah suatu ilmu yang mana terdapat banyak ilmu pengetahuan yang terfokus di
dalamnya dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lauatan. Peraiaran Indonesia
yang menghubungkan samudera pasifik dan lautan hindia, dewasa ini makin menarik
perhatian para ahlli oceanografi dan meteorology. Informasi yang ada baik data
pengukuran maupun model. Model matematik menunjukkan bahwa aliran laut yang
melalui perairan Indonesia).
Ilmu
yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya
adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman,
serta pasang naik dan pasang surut. Samudra adalah bentangan air asin yang
menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan laut adalah merupakan bagian dari
samudra. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air samudra meliputi sekitar 70%.
Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi utara dan selatan. Belahan
bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan, sedangkan belahan
bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan. Di
Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6 : 4, jadi lebih luas
lautan dibandingkan daratan
Mengingat
bahwa fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tidak pernah lepas dan selalu
berhubungan dengan laut,jadi praktikum oceanografi sangatlah penting dilakukan
guna membantu mahasiswa untuk mempelajari sifat fisik dan kimia laut.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui factor fisika dan kimia pada
laut Alue Naga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air
laut adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna yang mampu
melarutkan zat-zat lain dalm jumlah yang lebih besar dari pada zat cair
lainnya. Air laut mengandung sejumlah besar gas-gas udara terlarut. Semua
gas-gas yang ada di atmosfer dapat dijumpai di dalam air laut, walaupun jumlah mereka
ini terdapat pada perbandingan yang tidak seperti yang ada di udara. Gas
oksigen yang sangat penting karena mereka sangat dibutuhkan bagi kehidupan
hewan-hewan air. Umumnya gas ini banyak dijumpai di lapisan permukaan, oleh
karena gas oksigen yang berasal dari udara di dekatnya dapat secara langsung
larut (terdifusi) ke dalam air laut (Hutabarat,1985).
Kurang
lebih 71% permukaan planet bumi ditutupi oleh Air asin. Dibawah permukaan ini,
kedalaman air rata-rata 3,8km, dengan volume sebesar 1370x106km3. Karena
diseluruh volume air yang besar ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan
satu – satunya tempat kumpulan organisme yang sangat besar di planet bumi.
Organisme-organisme ini sangat bervariasi dan praktis mewakili semua fila.
Segenap organisme ini dipengaruhi oleh sifat air laut yang ada disekelilingnya,
dan banyak bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan binatang
ini merupakan hasil penyesuaian diri terhadap medium cair dan pergerakannya (
Nybakken,1992).
Antara
udara dan laut terjadi interaksi yang erat. Perubahan cuaca akan dapat
mempengaruhi kondisi laut. Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang
tertutup oleh air asin. Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut. Ilmu
yang mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut
dibandingkan dengan daratan adalah 7 : 3. Klasifikasi laut menurut terjadinya
yaitu laut transgresi, laut ingresi, dan laut regresi. Menurut kedalamanya
yaitu zona pesisir, zona laut dangkal, zona laut dalam, dan zona laut sangat dalam.
Dan klasifikasi laut menurut letaknya yaitu laut tepi, laut tengah, dan laut
pedalaman (Nontji,2007).
Lingkungan
laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya. Karena luasnya dan
majemuknya lingkungan tersebut. Tiada satu kelompok biota laut pun yang mampu
hidup disemua bagian lingkungan laut tersebut dan disegala kondisi lingkungan
yang berbeda-beda kedalam lingkungan-lingkungan yang berbeda pula. Para ahli
oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-zona atau yang
memintakat-mintakat menurut kreteria-kreteria yang berbeda (Romimohtarto,
2001).
Laut
merupakan suatu tempat mata pencarian bagi orang-orang asia tenggara yang telah
berumur berabad-abad lamanya. Tidak dimana pun juga hal ini benar-benar dapat
dilihat diIndonesia dimana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau
yang tersebar. Kebanyakan penduduk yang berjumlah 140.000.000 bertempat timggal
berbatasan dengan lautan. Sejak dahulu lautan telah memberi manfaat kepada
manusia untuk dipergunakan suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan
perhubungan dari suatu tempat ketempat lain. Akhir-akhir ini diketahui bahwa
lautan banyak mengandung sumber-sumber alam yang berlimpah-limpah jumlahnya dan
bernilai berjuta-juta dolar (Hutabarat, 1985).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.1 Waktu
dan Tempat
Adapun kegiatan
praktikum Oceanografi dilaksanakan pada hari minggu tanggal 29 Desember 2013.
Pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Alue Naga
Darussalam, Banda Aceh.
1.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
Tabel
1. Alat dan Bahan
No
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Tiang
skala
|
1
|
2.
|
Salinometer
|
1
|
3.
|
pH
meter
|
1
|
4.
|
Seichi
disc
|
1
|
5.
|
stopwatch
|
1
|
6.
|
Propellermeter
|
1
|
7.
|
Alat
tulis
|
1
|
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur atau cara kerja yang dilakukan pada saat
praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
3.3.1 Parameter Fisika
3.3.1.1
Suhu
1.
Dicelupkan Thermometer pada perairan 2-3 menit
2.
Dibiarkan beberapa saat
3.
Diangkat dan secepatnya dibaca nilai skala pada suhu
4.
Dicatat hasilnya
5.
Hasil
3.3.1.2
Kecerahan
1.
Diturunkan Seichidisc pelan-pelan ke dalam perairan
2.
Diamati sampai tidak tampak pertama kali (D1)
3.
Diberi tanda pada tali dengan karet gelang, dicatat panjangnya
4.
Diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak
5.
Dicatat panjangnya (D2)
6.
Dihitung kecerahan dengan rumus
7.
Hasil
3.3.1.3
Pasang Surut
1.
Dipasang didaerah pasang surut yang masih terendam air dengan surut terendah
2.
Dicatat tinggi permukaan laut mula-mula (T0) cm
3.
Dibiarkan selama 0,5-1 jam
4.
Dicatat tinggi permukaan air laut (T1) cm
5.
Dilakukan hingga 12 jam
6.
Dihitung kecepatan pasang surut (cm/jam)
7.
Hasil
3.3.1.5
Kecepatan Arus
1.
Diletakkan flooting greet di perairan
2.
Ditekan stopwatch bersamaan dengan melepaskan
3.
Dibiarkan flooting greet terbawa arus sampai menjangkau 2 m dari titik pertama
waktu dilepaskan
4.
Dicatat waktu yang dibutuhkan oleh flooting greet pada saat terbawa arus sejauh
2 m
5.
Hasil
3.3.2
Parameter Kimia
3.3.2.1
Salinitas
1.
Dikalibrasi terlebih dahulu alat Refraktometer menggunakan aquadest dan tissue
2.
Diambil sampel air
3.
Diteteskan sampel air ke lensa Refraktometer menggunakan pipet tetes
4.
Dilihat hasil pegukuran
5.
Dilakukan 3 kali pengulangan pada kedalaman yang berbeda
6.
Dikalibrasi kembali
7.
Hasil
3.3.2.2
Suhu dan pH
1.
Diambil sampel air laut
2.
Dikalibrasi pH meter menggunakan aquadest dengan menekan tombol call
3.
Ditekan tombol ON pada pH meter
4.
Dicelupkan ujung pH meter kedalam sampel air
5.
Dicatat hasil pengukuran
6.
Dikalibrasi kembali dengan menggunakan aquadest dan tissue
7.
Ditekan tombol OFF untuk mematikan pH meter.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Pengamatan
Tabel 2. Pengamatan Faktor Fisika dan
Kimia Alue Naga
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
||
Stasiun
1
|
Stasiun
2
|
Stasiun
3
|
|||
1.
|
Fisika
|
||||
a.Kecerahan
|
cm
|
7,5
|
8,5
|
8
|
|
b.Arus
|
m/s
|
6,5
|
53,7
|
44,7
|
|
c.arus
(Propeller meter)
|
s
|
0,15
|
-
|
-
|
|
d.Suhu
|
29,8
|
29,6
|
29,5
|
||
2.
|
Kimia
|
||||
a.Salinitas
|
ppt
|
29
|
29
|
29
|
|
b.DO
|
ppm
|
14,2
|
9,6
|
12,2
|
|
c.pH
|
-
|
9,18
|
9,18
|
9,18
|
Tabel
3. Pengamatan Faktor Fisika dan Kimia Sungai Lamnyong
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
||
Stasiun
1
|
Stasiun
2
|
Stasiun
3
|
|||
1.
|
Fisika
|
||||
a.Kecerahan
|
cm
|
8,25
|
7,15
|
-
|
|
b.Suhu
|
25,7
|
25,7
|
26
|
||
c.Arus
|
m/s
|
0,1
|
-
|
-
|
|
2.
|
Kimia
|
||||
a.Salinitas
|
ppt
|
0
|
0
|
0
|
|
b.DO
|
ppm
|
27,5
|
30,1
|
30,4
|
|
c.pH
|
-
|
9,18
|
7,19
|
7,01
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pasang Surut
No.
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Tinggi
muka air (H)
|
Satuan
|
1.
|
Minggu/29
Des
|
11:28
|
80
|
cm
|
2.
|
11:38
|
78
|
cm
|
|
3.
|
11:48
|
76
|
cm
|
|
4.
|
11:58
|
74
|
cm
|
|
5.
|
12:08
|
75
|
cm
|
|
6.
|
12:18
|
73
|
cm
|
|
7.
|
12:28
|
70
|
cm
|
|
8.
|
12:38
|
68
|
cm
|
|
9.
|
12:48
|
65
|
cm
|
|
10.
|
12:58
|
65
|
cm
|
|
11.
|
13:08
|
70
|
cm
|
|
12.
|
13:18
|
82
|
cm
|
|
13.
|
13:28
|
83
|
cm
|
|
14.
|
13:38
|
75
|
cm
|
|
15.
|
13:48
|
72
|
cm
|
|
16.
|
13:58
|
71
|
cm
|
|
17.
|
14:08
|
74
|
cm
|
|
18.
|
14:18
|
74
|
cm
|
|
19.
|
14:28
|
76
|
cm
|
|
20.
|
14:38
|
82
|
cm
|
|
21.
|
14:48
|
84
|
cm
|
|
22.
|
14:58
|
84
|
cm
|
|
23.
|
15:08
|
86
|
cm
|
|
24.
|
15:18
|
92
|
cm
|
|
25.
|
15:28
|
95
|
cm
|
|
26.
|
15:38
|
98
|
cm
|
|
27.
|
15:48
|
100
|
cm
|
|
28.
|
15:58
|
110
|
cm
|
|
29.
|
16:08
|
113
|
cm
|
|
30.
|
16:18
|
115
|
cm
|
|
31.
|
16:28
|
117
|
cm
|
|
32.
|
16:38
|
122
|
cm
|
|
33.
|
16:48
|
127
|
cm
|
|
34.
|
16:58
|
136
|
cm
|
|
35.
|
17:34
|
160
|
cm
|
4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengamatan di laut Alu Naga
1.Parameter
fisika
a.
kecerahan
Berdasarkan data praktikum di Alue
naga kami memperoleh nilai kecerahan tiap asiun berbeda-beda, pada stasiun 1
yaitu 7.5, pada stasiun 2 yaitu 8.5, dan pada stasiun 3 yaitu 8 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa kecerahan pada lauut alu naga tidak normal ataupun kurang
baik. Kecerahan dan
kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang
masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi
fito/tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air
sangat menentukan tingkat kesuburan air. Kecerahan
merupakan ukuran transparan perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari di
dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk
satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phtoplankton di perairan asli
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam permukaan air
dan daya perambatan cahaya di dalam air ( Scribd,2011).
b. Arus
Berdasarkan hasil
praktikum kami memperoleh data kecepatan arus berbeda-beda pada tiap-tiap
stasiun, pada stasiun 1 yaitu 6.5, pada stasiun 2 yaitu 53.7, dan pada stasiun
4 yaitu 44.7 m/s. Dari hasil praktikum tersebut menunjukkan bahwa kecepatan
arus pada alue tidak terlalu deras dan memungkinkan plankton banyak terdapat di
situ. Arus di
laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi
timbulnya arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut yang berubah –
ubah Arus air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu air baik
secara vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan pasang-surut
(Wibisono, 2005).
c. Suhu
Pada praktikum pengukuran
suhu kami memperoleh data pada stasiun 1 yaitu 29,8, pada stasiun 2 yaitu 29,6,
dan pada stasiun 3 yaitu 29,5. hal itu menunjukkan
bahwa perairan alue masih bias di katakan normal karena menurut aviati “ suhu
yang normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30”.
Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara
horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan
kedalaman. Metabolisme organisme biasanya berkisar pada suhiu antara 0-40° C
(Nybakken, 1985).
2.Parameter
kima
a.
Salinitas
Dari hasil pengamatan salinitas yang
telah dilakukan kami mendapatkan hasil yaitu pada stasiun 1,2,dan 3 sama yaitu
29 ppt. Dari kondisi
ini dapat disimpulkan bahwa salinitas perairan adalah normal. Salinitas 30 ppt
adalah tingkat kadar garam normal pada air laut, pada salinitas ini induk ikan
bandeng dipelihara dan dipijahkan. Salinitas 23 ppt adalah kisaran salinitasi
media air laut – payau, sementara salinitas 16 ppt mewakili air payau
(Murtidjo,2002).
b. DO
Berdasarkan hasil
praktikum oseanografi tentang DO(oksigen terlarut) diperoleh bahwa nilai
kandungan oksigen di perairan sebesar pada stasiun 1 yaitu 14,2, pada stasiun 2
yaitu 9,6, dan pada stasiun 3 12,2 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
oksigen di perairan bisa dikatakan sedang sehingga kualitas air disana sedang
masih mungkin dapat di manfaatkan oleh organisme perairan. Oksigen terlarut
semakin rendah dengan semakin dalamnya air laut menunjukan fenomena yang normal
untuk suatu perairan. Konsentrasi oksigen yang lebih tinggi terdapat pada
lapisan permukaan karena berhubungan dengan atmosfer yang merupakan salah satu
sumber oksigen di samping tumbuhan yang hidup di laut (Ruyitno et al., 2003).
c. pH
Keasaman air yang lebih
dikenal sebagai pH (paissanee negatif de H) juga sangat besar pengaruhnya bagi
kehidupan ikan. Keasaman dihitung berdasarkan persentase logaritma negatif dari
ion-ion hidrogen per liter air. Keasaman (pH) yang terlalu tinggi atau rendah
akan meracuni ikan dan hewan lainnya. Keasaman air dapat diukur menggunakan pH
tester atau kertas pH. Kertas pH harganya lebih murah, tetapi cepat rusak
apabila terkena air. Sementara pH tester lebih aman sekalipun harganya mahal.
Bila menggunakan kertas pH, kertas tersebut harus dicelupkan ke dalam air
kemudian warna kertas yang sudah berubah dicocokkan pada skala. Penggunaan pH
tester lebih mudah. Ujungnya dicelupkan ke dalam air kemudian jarumnya akan
bergerak menunjukkan tingkat keasaman air. Keasaman air laut yang baik sekitar
8,2. Aktivitas ikan dan binatang lainnya seperti pernapasan dan pembuangan
kotoran dapat menurunkan pH air. Penurunan ini harus dicegah, karena dapat
membahayakan ikan dan penghuni lainnya. Untuk mengembalikan pH seperti semula
digunakan karbon aktif dan serat filter yang dipasang pada alat filter /
penyaring (Artikel, terbaru, 2011).
4.2.2 Pengamatan sungai lamnyong
1. Parameter fisika
a.
kecerahan
Berdasarkan hasil praktikum kami
memperoleh kecerahan pada sungai lamnyoung tiap stasiun berbeda pada stasiun 1
yaitu 8,25. dan pada stasiun 2 yaitu 7,15. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan
sungai lamnyong sangat keruh, mungkin di sebabkan karena pasang surut air laut
dan lain sebagainya. Nilai kecerahan pada sungai lamnyoung sangat tidak bagus
karena airnya sangat keruh dan akan mengakibat aktivitas dari fitoplankton
dalam berfotosintesis.
b.
suhu
Berdasarkan hasil praktikum oceanografi tentang pengukuran suhu yang
dilakukan kami mendapat hasil berkisar antara 25
dan 27 .
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal. Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara
horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan
kedalaman. Metabolisme organisme biasanya berkisar
pada suhiu antara 0-40° C (Nybakken, 1985).
c. Arus
Arus
di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
mempengaruhi timbulnya arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut
yang berubah – ubah Arus air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan
suhu air baik secara vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan
pasang-surut (Wibisono, 2005).
2.
Paremeter kimia
a.
salinitas
Dari hasil pengamatan saat
praktikum oseanografi pada sungai lamnyong diperoleh nilai salinitas 0 ppt.
karena pada sungai lamnyong yaitu air
tawar. biasanya kandungan salinitas pada perairan tawar adalah 0-5 ppt.
b. DO
` Berdasarkan hasil
praktikum pada sungai lamnyong kami mendapatkan hasil yaitu 27-30 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa kandungan DO pada sungai lamnyong sangat banyak dan sangat
memngkinkan organisme untuk beraktifitas.
Oksigen terlarut merupakan
suatu senyawa kimia yang sangat dibutuhkan oleh organisme air dalam melakukan
proses respirasi dan dapat mendukung eksistensi organisme. Hal ini didukung
oleh pernyataan Muson (1981, dalam Putri, 1997) bahwa oksigen terlarut dalam
ekosistem perairan sangat penting untuk mendukung eksistensi organisme dan
proses-proses terjadi di dalamnya. Hal ini terlihat dari peranan oksigen selain
digunakan unutuk respirasi organisme air, juga dipakai untuk organisme
dekomposer (bakteri dan fungi) dalam proses dekomposisi bahan organik dalam
perairan.
c. pH
pH merupakan salah satu
parameter kimia yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Nilai
pH yang didapatkan yaitu 7,0 dan 9.0. Ini berarti kadar pH pada kolam yaitu
bersifat netral. Wardoyo (1981) menyatakan bahwa nilai pH dibawah 7,0 adalah
asam, diatas 7,0 adalah basa dan 7,0 adalah netral. Keasaaman air dipengaruhi
oleh keasamaan tanah, bila keasaman tanah tinggi, maka keasaman air pun tinggi.
3.
Pasang surut
Pengetahuan tentang pasang surut
sangat diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, pembangunan
di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang surutyang
periodik, maka ia dapat diramalkan.Pasang surut juga sangat mempengaruhi
kehidupan organisme laut, terutama pada daerah intertidal dan daerah litoral.
Dari
hasil praktikum perhitungan pasang surut. Didapat nilai pasang surut adalah 18
cm/jam. Pengukuran ini didapatkan pada tide staff skala awal yaitu 80 cm. Untuk
skala terakhir adalah 160 cm dengan selang waktu 5 jam . Dari hasil tersebut bisa ditentukan jenis
pasang surutnya, yaitu semidiurnal. Menurut Nontji (2007), pasang surut ada
tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan
campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari.
Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai
berikut:
1. Nilai
kandungan suhu pada sungai lamnyong berkisar antara 25 dan 27 .
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal.
2. Kecerahan merupakan ukuran transparan perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan/kepingan secchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari
suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
3. Suhu
yang normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30.
4.
pasang surut ada
tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan
campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari.
Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.
5.2
Saran
Untuk praktikum selanjutnya kami
mengharapkan agar alat-alat untuk praktikum semoga lebih lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Aria, Perwira, 2009. Oksigen (O2) Terlarut. http://maswira.wordpress.com.
Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul
20.30 WIB
Artikel terbaru, 2011. Mengenal Air Laut. http://artikelterbaru.com/pertanian/perikanan/mengenal-air-laut-2011535.html.
Diakses tanggal 7 Juni 2011
pukul 20.30 WIB
Duxbury, alison B, et all, 2002. Fundamentals of Oceanography Fourth
Edition. Madrid : Mc Graw Hill
Hutabarat, sahala, 1985. Pengantar Oceanografi. Jakarta : UI-PRESS
Nontji, anugrah, 2007. Laut Nusantara. Jakarta : DJAMBATAN
Nybakken, james W, 1992. Bilogi Laut. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ongkosongo, Otto S.R, 1989. PASANG-SURUT. Jakarta : LIPI
Scribd, 2011. Cabang Dan Manfaat Mempelajari Ilmu
Biologi.http://www.scribd.com/explore. Diakses
tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.00 WIB
Scribd, 2011. Perikanan.http://www.scribd.com/explore. Diakses tanggal 7
Juni 2011 pukul 20.30 WIB
Suhendar, 2010. 5_LAUT_DAN_PESISIR.
http://pustaka.ictsleman.net/geografi/pdf. Diakses pada tanggal 1 mei 2010, pukul 19.00 WIB
Wardoyo, 2010. Info [mancing] Tekhnologi dalam Dunia Memancing. http://myquran.com/forum/showthread.php/17812-mancing-Tekhnologi-dalam-Dunia- Memancing?s=d94acfe2afd04213bb19ca648dfb80eb.
Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.02
WIB
Wibisono, M.S, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia
No comments:
Post a Comment