LAPORAN PRAKTIKUM OCEANOGRAFI UNSYIAH


 

LAPORAN OCEANOGRAFI
OLEH :
                                                 NAMA     : AGUS NAWAN
                                                 NIM         : 121102010005
                                                 PRODY   : BUDIDAYA PERAIRAN










JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013




KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

            Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat  Allah SWT krena masih memberikan waktu dan kesehatan sehingga laporan praktikum ini dapat di seleaikan walaupun masih sangat jauh dari kesempurnaan. Shalawat beriring salam tak lupa pula kita panjatkan kepangkuan nabi Muhammad SAW sebagai pahlawan ilmu pengetahuan.
            Loporan ini adalah kumpulan data dan hasil yang telah kami praktikum di laut Alu Naga. Aceh Besar. Kami menyadari bahwa laporan ini tentunya masih memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan demi kesempurnaan yang akan datang. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.




                                                                               Banda Aceh, Desember 2013

                                                                                              Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB 1 PENDAHULUAN
            1.1 Latar belakang
            1.2 Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 METODELOGI PERCOBAAN
            3.1 Waktu dan Tempat
            3.2 Alat dan Bahan
            3.3 Cara Kerja
                  3.3.1 Parameter fisika
                             3.3.1.1 Suhu
                             3.3.1.2 Kecerahan
                           3.3.1.3 Pasang Surut
                           3.3.1.4 Kecepatan Arus
                  3.3.2 Parameter Kimia
                           3.3.2.1 PH
                           3.3.2.2 Salinitas
                           3.3.2.3 DO meter
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
            4.1 Hasil
            4.2 Pembahasan
                 4.2.1 Prameter fisika
                 4.2.2 Parameter kima
BAB 5 PENUTUP
            5.1 Kesimpulan
            5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR TABEL
1. Tabel Alat dan Bahan
2. Parameter fisika dan Kimia Alue Naga
3. Parameter fisika dan kimia lamnyong
4. Tabel pengamatan pasang surut        

 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
                     Oseanografi dapat didefenisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan.Ilmu-ilmu lain yang termasuk didalamnya adalah ilmu tanah (geologi), ilmu bumi (geografi), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat(biology) dan ilmu iklim(meterology). Namun demikian ilmu oseanografi biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu yaitu, fisika oseanografi,geologi oseanogafi, kimia oseanografi dan biologi oseanogari.
                     Oceanografi adalah suatu ilmu yang mana terdapat banyak ilmu pengetahuan yang terfokus di dalamnya dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lauatan. Peraiaran Indonesia yang menghubungkan samudera pasifik dan lautan hindia, dewasa ini makin menarik perhatian para ahlli oceanografi dan meteorology. Informasi yang ada baik data pengukuran maupun model. Model matematik menunjukkan bahwa aliran laut yang melalui perairan Indonesia).
                     Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman, serta pasang naik dan pasang surut. Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan, sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan. Di Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6 : 4, jadi lebih luas lautan dibandingkan daratan
                     Mengingat bahwa fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tidak pernah lepas dan selalu berhubungan dengan laut,jadi praktikum oceanografi sangatlah penting dilakukan guna membantu mahasiswa untuk mempelajari sifat fisik dan kimia laut.

1.2 Tujuan Praktikum
                     Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui factor fisika dan kimia pada laut Alue Naga.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
                     Air laut adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna yang mampu melarutkan zat-zat lain dalm jumlah yang lebih besar dari pada zat cair lainnya. Air laut mengandung sejumlah besar gas-gas udara terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfer dapat dijumpai di dalam air laut, walaupun jumlah mereka ini terdapat pada perbandingan yang tidak seperti yang ada di udara. Gas oksigen yang sangat penting karena mereka sangat dibutuhkan bagi kehidupan hewan-hewan air. Umumnya gas ini banyak dijumpai di lapisan permukaan, oleh karena gas oksigen yang berasal dari udara di dekatnya dapat secara langsung larut (terdifusi) ke dalam air laut (Hutabarat,1985).
                     Kurang lebih 71% permukaan planet bumi ditutupi oleh Air asin. Dibawah permukaan ini, kedalaman air rata-rata 3,8km, dengan volume sebesar 1370x106km3. Karena diseluruh volume air yang besar ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan satu – satunya tempat kumpulan organisme yang sangat besar di planet bumi. Organisme-organisme ini sangat bervariasi dan praktis mewakili semua fila. Segenap organisme ini dipengaruhi oleh sifat air laut yang ada disekelilingnya, dan banyak bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan binatang ini merupakan hasil penyesuaian diri terhadap medium cair dan pergerakannya ( Nybakken,1992).
                     Antara udara dan laut terjadi interaksi yang erat. Perubahan cuaca akan dapat mempengaruhi kondisi laut. Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin. Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan adalah 7 : 3. Klasifikasi laut menurut terjadinya yaitu laut transgresi, laut ingresi, dan laut regresi. Menurut kedalamanya yaitu zona pesisir, zona laut dangkal, zona laut dalam, dan zona laut sangat dalam. Dan klasifikasi laut menurut letaknya yaitu laut tepi, laut tengah, dan laut pedalaman (Nontji,2007).
                     Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya. Karena luasnya dan majemuknya lingkungan tersebut. Tiada satu kelompok biota laut pun yang mampu hidup disemua bagian lingkungan laut tersebut dan disegala kondisi lingkungan yang berbeda-beda kedalam lingkungan-lingkungan yang berbeda pula. Para ahli oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-zona atau yang memintakat-mintakat menurut kreteria-kreteria yang berbeda (Romimohtarto, 2001).
                     Laut merupakan suatu tempat mata pencarian bagi orang-orang asia tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya. Tidak dimana pun juga hal ini benar-benar dapat dilihat diIndonesia dimana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar. Kebanyakan penduduk yang berjumlah 140.000.000 bertempat timggal berbatasan dengan lautan. Sejak dahulu lautan telah memberi manfaat kepada manusia untuk dipergunakan suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan perhubungan dari suatu tempat ketempat lain. Akhir-akhir ini diketahui bahwa lautan banyak mengandung sumber-sumber alam yang berlimpah-limpah jumlahnya dan bernilai berjuta-juta dolar (Hutabarat, 1985).






BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.1  Waktu dan Tempat
Adapun kegiatan praktikum Oceanografi dilaksanakan pada hari minggu tanggal 29 Desember 2013. Pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Alue Naga Darussalam, Banda Aceh.
1.2  Alat dan Bahan
  Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
Tabel 1. Alat dan Bahan
No
Nama Alat dan Bahan
Jumlah
1.
Tiang skala
1
2.
Salinometer
1
3.
pH meter
1
4.
Seichi disc
1
5.
stopwatch
1
6.
Propellermeter
1
7.
Alat tulis
1

3.3 Prosedur Kerja
           Adapun prosedur atau cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum pengamatan pasut air laut yaitu:
3.3.1 Parameter Fisika
3.3.1.1 Suhu
1. Dicelupkan Thermometer pada perairan 2-3 menit
2. Dibiarkan beberapa saat
3. Diangkat dan secepatnya dibaca nilai skala pada suhu
4. Dicatat hasilnya
5. Hasil
3.3.1.2 Kecerahan       
1. Diturunkan Seichidisc pelan-pelan ke dalam perairan
2. Diamati sampai tidak tampak pertama kali (D1)
3. Diberi tanda pada tali dengan karet gelang, dicatat panjangnya
4. Diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak
5. Dicatat panjangnya (D2)
6. Dihitung kecerahan dengan rumus
7. Hasil        
3.3.1.3 Pasang Surut
1. Dipasang didaerah pasang surut yang masih terendam air dengan surut terendah
2. Dicatat tinggi permukaan laut mula-mula (T0) cm
3. Dibiarkan selama 0,5-1 jam
4. Dicatat tinggi permukaan air laut (T1) cm
5. Dilakukan hingga 12 jam
6. Dihitung kecepatan pasang surut (cm/jam)
7. Hasil
3.3.1.5 Kecepatan Arus
1. Diletakkan flooting greet di perairan
2. Ditekan stopwatch bersamaan dengan melepaskan
3. Dibiarkan flooting greet terbawa arus sampai menjangkau 2 m dari titik pertama waktu dilepaskan
4. Dicatat waktu yang dibutuhkan oleh flooting greet pada saat terbawa arus sejauh 2 m
5. Hasil
3.3.2 Parameter Kimia
3.3.2.1 Salinitas
1. Dikalibrasi terlebih dahulu alat Refraktometer menggunakan aquadest dan tissue
2. Diambil sampel air
3. Diteteskan sampel air ke lensa Refraktometer menggunakan pipet tetes
4. Dilihat hasil pegukuran
5. Dilakukan 3 kali pengulangan pada kedalaman yang berbeda
6. Dikalibrasi kembali
7. Hasil
3.3.2.2 Suhu dan pH
1. Diambil sampel air  laut
2. Dikalibrasi pH meter menggunakan aquadest dengan menekan tombol call
3. Ditekan tombol ON pada pH meter
4. Dicelupkan ujung pH meter kedalam sampel air
5. Dicatat hasil pengukuran
6. Dikalibrasi kembali dengan menggunakan aquadest dan tissue
7. Ditekan tombol OFF untuk mematikan pH meter.






BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
      Tabel 2. Pengamatan Faktor Fisika dan Kimia Alue Naga

No.

Parameter

Satuan
Nilai
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
1.
Fisika





a.Kecerahan
cm
7,5
8,5
8

b.Arus
m/s
6,5
53,7
44,7

c.arus (Propeller meter)
s
0,15
-
-

d.Suhu
29,8
29,6
29,5
2.
Kimia





a.Salinitas
ppt
29
29
29

b.DO
ppm
14,2
9,6
12,2

c.pH
-
9,18
9,18
9,18









       





Tabel 3. Pengamatan Faktor Fisika dan Kimia Sungai Lamnyong

No.

Parameter

Satuan
Nilai
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
1.
Fisika





a.Kecerahan
cm
8,25
7,15
-

b.Suhu
25,7
25,7
26

c.Arus
m/s
0,1
-
-
2.
Kimia





a.Salinitas
ppt
0
0
0

b.DO
ppm
27,5
30,1
30,4

c.pH
-
9,18
7,19
7,01

       Tabel 3. Hasil Pengamatan Pasang Surut
No.
Hari/Tanggal
Waktu
Tinggi muka air (H)
Satuan
1.
Minggu/29 Des
11:28
80
cm
2.

11:38
78
cm
3.

11:48
76
cm
4.

11:58
74
cm
5.

12:08
75
cm
6.

12:18
73
cm
7.

12:28
70
cm
8.

12:38
68
cm
9.

12:48
65
cm
10.

12:58
65
cm
11.

13:08
70
cm
12.

13:18
82
cm
13.

13:28
83
cm
14.

13:38
75
cm
15.

13:48
72
cm
16.

13:58
71
cm
17.

14:08
74
cm
18.

14:18
74
cm
19.

14:28
76
cm
20.

14:38
82
cm
21.

14:48
84
cm
22.

14:58
84
cm
23.

15:08
86
cm
24.

15:18
92
cm
25.

15:28
95
cm
26.

15:38
98
cm
27.

15:48
100
cm
28.

15:58
110
cm
29.

16:08
113
cm
30.

16:18
115
cm
31.

16:28
117
cm
32.

16:38
122
cm
33.

16:48
127
cm
34.

16:58
136
cm
35.

17:34
160
cm






 4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan di laut Alu Naga

1.Parameter fisika

a. kecerahan
            Berdasarkan data praktikum di Alue naga kami memperoleh nilai kecerahan tiap asiun berbeda-beda, pada stasiun 1 yaitu 7.5, pada stasiun 2 yaitu 8.5, dan pada stasiun 3 yaitu 8 cm. Hal ini menunjukkan bahwa kecerahan pada lauut alu naga tidak normal ataupun kurang baik. Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air.      Kecerahan merupakan ukuran transparan perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phtoplankton di perairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam permukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air ( Scribd,2011).

b. Arus
            Berdasarkan hasil praktikum kami memperoleh data kecepatan arus berbeda-beda pada tiap-tiap stasiun, pada stasiun 1 yaitu 6.5, pada stasiun 2 yaitu 53.7, dan pada stasiun 4 yaitu 44.7 m/s. Dari hasil praktikum tersebut menunjukkan bahwa kecepatan arus pada alue tidak terlalu deras dan memungkinkan plankton banyak terdapat di situ. Arus di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut yang berubah – ubah Arus air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu air baik secara vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan pasang-surut (Wibisono, 2005).

c. Suhu
            Pada praktikum pengukuran suhu kami memperoleh data pada stasiun 1 yaitu 29,8, pada stasiun 2 yaitu 29,6, dan pada stasiun 3 yaitu 29,5. hal itu menunjukkan bahwa perairan alue masih bias di katakan normal karena menurut aviati “ suhu yang normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30”. Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan kedalaman. Metabolisme   organisme  biasanya berkisar pada suhiu antara 0-40° C (Nybakken, 1985).
2.Parameter kima


a. Salinitas
            Dari hasil pengamatan salinitas yang telah dilakukan kami mendapatkan hasil yaitu pada stasiun 1,2,dan 3 sama yaitu 29 ppt. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa salinitas perairan adalah normal. Salinitas 30 ppt adalah tingkat kadar garam normal pada air laut, pada salinitas ini induk ikan bandeng dipelihara dan dipijahkan. Salinitas 23 ppt adalah kisaran salinitasi media air laut – payau, sementara salinitas 16 ppt mewakili air payau (Murtidjo,2002).

b. DO
            Berdasarkan hasil praktikum oseanografi tentang DO(oksigen terlarut) diperoleh bahwa nilai kandungan oksigen di perairan sebesar pada stasiun 1 yaitu 14,2, pada stasiun 2 yaitu   9,6, dan pada stasiun 3 12,2  mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan oksigen di perairan bisa dikatakan sedang sehingga kualitas air disana sedang masih mungkin dapat di manfaatkan oleh organisme perairan. Oksigen terlarut semakin rendah dengan semakin dalamnya air laut menunjukan fenomena yang normal untuk suatu perairan. Konsentrasi oksigen yang lebih tinggi terdapat pada lapisan permukaan karena berhubungan dengan atmosfer yang merupakan salah satu sumber oksigen di samping tumbuhan yang hidup di laut (Ruyitno et al., 2003).

c. pH
            Keasaman air yang lebih dikenal sebagai pH (paissanee negatif de H) juga sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan ikan. Keasaman dihitung berdasarkan persentase logaritma negatif dari ion-ion hidrogen per liter air. Keasaman (pH) yang terlalu tinggi atau rendah akan meracuni ikan dan hewan lainnya. Keasaman air dapat diukur menggunakan pH tester atau kertas pH. Kertas pH harganya lebih murah, tetapi cepat rusak apabila terkena air. Sementara pH tester lebih aman sekalipun harganya mahal. Bila menggunakan kertas pH, kertas tersebut harus dicelupkan ke dalam air kemudian warna kertas yang sudah berubah dicocokkan pada skala. Penggunaan pH tester lebih mudah. Ujungnya dicelupkan ke dalam air kemudian jarumnya akan bergerak menunjukkan tingkat keasaman air. Keasaman air laut yang baik sekitar 8,2. Aktivitas ikan dan binatang lainnya seperti pernapasan dan pembuangan kotoran dapat menurunkan pH air. Penurunan ini harus dicegah, karena dapat membahayakan ikan dan penghuni lainnya. Untuk mengembalikan pH seperti semula digunakan karbon aktif dan serat filter yang dipasang pada alat filter / penyaring (Artikel, terbaru, 2011).

4.2.2 Pengamatan sungai lamnyong

1.  Parameter fisika
a. kecerahan
            Berdasarkan hasil praktikum kami memperoleh kecerahan pada sungai lamnyoung tiap stasiun berbeda pada stasiun 1 yaitu 8,25. dan pada stasiun 2 yaitu 7,15. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan sungai lamnyong sangat keruh, mungkin di sebabkan karena pasang surut air laut dan lain sebagainya. Nilai kecerahan pada sungai lamnyoung sangat tidak bagus karena airnya sangat keruh dan akan mengakibat aktivitas dari fitoplankton dalam berfotosintesis.

b. suhu
            Berdasarkan hasil praktikum oceanografi tentang pengukuran suhu yang dilakukan kami mendapat hasil berkisar antara 25 dan 27 . Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal. Suhu merupakan ukuran energi gerakan molekul secara horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan kedalaman. Metabolisme   organisme  biasanya berkisar pada suhiu antara 0-40° C (Nybakken, 1985).

c. Arus
            Arus di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya arus yakni tiupan angin musim dan suhu permukaan laut yang berubah – ubah Arus air laut juga dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu air baik secara vertikal maupun horizontal, tinggi permukaan laut, dan pasang-surut (Wibisono, 2005).

2. Paremeter kimia

a. salinitas
            Dari hasil pengamatan saat praktikum oseanografi pada sungai lamnyong diperoleh nilai salinitas 0 ppt. karena pada sungai lamnyong yaitu air  tawar. biasanya kandungan salinitas pada perairan tawar adalah 0-5 ppt.

b. DO
`           Berdasarkan hasil praktikum pada sungai lamnyong kami mendapatkan hasil yaitu 27-30 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan DO pada sungai lamnyong sangat banyak dan sangat memngkinkan organisme untuk beraktifitas.
            Oksigen terlarut merupakan suatu senyawa kimia yang sangat dibutuhkan oleh organisme air dalam melakukan proses respirasi dan dapat mendukung eksistensi organisme. Hal ini didukung oleh pernyataan Muson (1981, dalam Putri, 1997) bahwa oksigen terlarut dalam ekosistem perairan sangat penting untuk mendukung eksistensi organisme dan proses-proses terjadi di dalamnya. Hal ini terlihat dari peranan oksigen selain digunakan unutuk respirasi organisme air, juga dipakai untuk organisme dekomposer (bakteri dan fungi) dalam proses dekomposisi bahan organik dalam perairan.

c. pH
            pH merupakan salah satu parameter kimia yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Nilai pH yang didapatkan yaitu 7,0 dan 9.0. Ini berarti kadar pH pada kolam yaitu bersifat netral. Wardoyo (1981) menyatakan bahwa nilai pH dibawah 7,0 adalah asam, diatas 7,0 adalah basa dan 7,0 adalah netral. Keasaaman air dipengaruhi oleh keasamaan tanah, bila keasaman tanah tinggi, maka keasaman air pun tinggi.      

3. Pasang surut
            Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang surutyang periodik, maka ia dapat diramalkan.Pasang surut juga sangat mempengaruhi kehidupan organisme laut, terutama pada daerah intertidal dan daerah litoral.
            Dari hasil praktikum perhitungan pasang surut. Didapat nilai pasang surut adalah 18 cm/jam. Pengukuran ini didapatkan pada tide staff skala awal yaitu 80 cm. Untuk skala terakhir adalah 160 cm dengan selang waktu 5 jam .  Dari hasil tersebut bisa ditentukan jenis pasang surutnya, yaitu semidiurnal. Menurut Nontji (2007), pasang surut ada tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari. Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.







BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1.      Nilai kandungan suhu pada sungai lamnyong berkisar antara 25 dan 27 . Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu pada sungai lamnyoung normal.
2.      Kecerahan merupakan ukuran transparan perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
3.      Suhu yang normal dalam suhu perairan berkisar antara 20-30.
4.      pasang surut ada tiga jenis yaitu, harian tunggal (diurnal), harian ganda (semidiurnal), dan campuran. Harian tunggal adalah terjadi pasang dan surut sekali dalam sehari. Semi diurnal adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, sedangkan campuran adalah gabungan dari kedua pasang diurnal atau semidiurnal.

5.2 Saran
            Untuk praktikum selanjutnya kami mengharapkan agar alat-alat untuk praktikum semoga lebih lengkap.

















DAFTAR PUSTAKA


Aria, Perwira, 2009. Oksigen (O2) Terlarut. http://maswira.wordpress.com. Diakses tanggal 7       Juni 2011 pukul 20.30 WIB

Artikel terbaru, 2011. Mengenal Air Laut.     http://artikelterbaru.com/pertanian/perikanan/mengenal-air-laut-2011535.html. Diakses           tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.30 WIB

Duxbury, alison B, et all, 2002. Fundamentals of Oceanography Fourth Edition. Madrid : Mc       Graw Hill

Hutabarat, sahala, 1985. Pengantar Oceanografi. Jakarta : UI-PRESS

Nontji, anugrah, 2007. Laut Nusantara. Jakarta : DJAMBATAN

Nybakken, james W, 1992. Bilogi Laut. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Ongkosongo, Otto S.R, 1989. PASANG-SURUT. Jakarta : LIPI

Scribd, 2011. Cabang Dan Manfaat Mempelajari Ilmu Biologi.http://www.scribd.com/explore.     Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.00 WIB

Scribd, 2011. Perikanan.http://www.scribd.com/explore. Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul          20.30 WIB

Suhendar, 2010. 5_LAUT_DAN_PESISIR. http://pustaka.ictsleman.net/geografi/pdf. Diakses     pada tanggal 1 mei 2010, pukul 19.00 WIB

Wardoyo, 2010. Info [mancing] Tekhnologi dalam Dunia Memancing.             http://myquran.com/forum/showthread.php/17812-mancing-Tekhnologi-dalam-Dunia-       Memancing?s=d94acfe2afd04213bb19ca648dfb80eb. Diakses tanggal 7 Juni 2011 pukul          20.02 WIB

Wibisono, M.S, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

No comments:

Post a Comment

Laporan Praktikum Kebiasaan Makan Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kebiasaan makanan ( food habits ) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh i...